KARIMUN – Empat orang pengunjung kedai kopi didapati reaktif saat dilakukan tes atau rapid Antigen secara acak, yang dilakukan oleh petugas gabungan yang terdiri dari unsur pemerintahan serta TNI Polri, Sabtu (7/8).
Sweeping kedai kopi dan rumah makan itu dipimpin langsung oleh Bupati Karimun Aunur Rafiq bersama Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim, didampingi para kepala FKPD. Dengan melakukan Testing, Tracing dan Treatment (3T). Tidak hanya kepada pengunjung, tapi juga bagi karyawan kedai kopi dan rumah makan juga di periksa dengan cara rapid Antigen.
Sebelum mendapati empat orang reaktif, tim gabungan mendatangi empat titik untuk dilakukan pemeriksaan secara acak, diantaranya Batam Bakeri yang berlokasi di Kolong Sungai Lakam Kecamatan Karimun, Nagoya Food Court di Baran Barat Kecamatan Meral, Es Durian PN di Teluk Uma Kecamatan Tebing, dan sekitaran Costal Area sepanjang pusat kuliner.
Dari lokasi tersebut, ada 70 sampel pemeriksaan Antigen yang diambil dari pengunjung secara acak, sehingga didapati empat orang reaktif.
“Empat orang yang reaktif langsung dibawa ke pusat karantina di SMKN 1 Karimun, untuk dirawat dan dilakukan tindakan lebih lanjut, mulai dari pemeriksaan PCR dan sebagainya,” ujar Bupati Karimun Aunur Rafiq.
Rafiq mengatakan, kegiatan pemeriksaan secara acak bagi pengunjung di titik keramaian, akan terus berlangsung selama 10 hari kedepan.
“Jika kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karimun menunjukkan trend yang menurun, maka pengecekan secara acak swab Antigen akan kita hentikan. Kami juga mengharapkan kesadaran masyarakat untuk datang ke puskesmas atau klinik dalam memeriksakan diri,” katanya.
Disela kegaitan pemeriksaan rapid Antigen disejalankan dengan meninjau dan memasang sticker, di rumah-rumah pasien isolasi mandiri. Pemasangan sticker tersebut sebagai tanda dan kontrol agar masyarakat dapa sama-sama mengawasai pasien isolasi mandiri.
Kegiatan dilanjutkan dengan menyerahkan sembako bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Selain itu juga dilakukan pemasangan poster berisi surat edaran pada caffe dan gerobak pedagang, sebagai langkah sosialisasi masyarakat.(*)