Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) tingkat Provinsi Bali di SMAN 1 Kintamani, Kabupaten Bangli, Senin (23/10).
Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) tingkat Provinsi Bali di SMAN 1 Kintamani, Kabupaten Bangli, Senin (23/10).

Kundur News – Denpasar – Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengakui bahwa ancaman HIV/AIDS khususnya di Bali masih tinggi. Dimana setiap bulannya rata-rata jumlah kasus baru mencapai 100 sampai 135 orang. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta saat acara Penilaian Lomba Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) tingkat Provinsi Bali di SMAN 1 Kintamani, Kabupaten Bangli, Senin (23/10).

BACA: Pendidikan AIDS Diusulkan Jadi Program Intrakurikuler Bagi Sekolah-Sekolah di Bali

Menurut Sudikerta, jumlah penderita HIV/AIDS di Bali mencapai 17.620 orang. Jika tidak diambil langkah nyata maka akan berbahaya bagi generasi selanjutnya. Maraknya kasus HIV/AIDS tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah semata. Perlu pihak-pihak lain yang membantu mengedukasi masyarakat, salah satunya melalui Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN).

Ia menambahkan di tingkat pusat sudah ada Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional, begitu juga di tingkat provinsi ada KPA Provinsi dan di tingkat Kabupaten Kota ada KPA kabupaten/kota. Namun itu saja tidak cukup karena rentannya anak muda yang beresiko terdampak HIV/AIDS dan narkoba.

Keberadaan KSPAN di setiap sekolah diharapkan bisa membantu pemerintah dalam rangka mengedukasi teman-teman sejawatnya baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah. “Keberadaan lomba ini bukan semata-mata untuk mencari prestasi, tapi juga mengdukasi teman sejawat,” ujar Sudikerta.

Kepala sekolah SMAN 1 Kintamani, Ketut Ada mengatakan KSPAN merupakan salah satu dari 23 ekstrakurikuler di SMA tersebut. Saat ini ekstrakurikuler tersebut beranggotakan 100 orang siswa. “Ini salah satu cara kami membentengi siswa dari pengaruh negatif AIDS dan narkoba,” jelas Ketut Ada.

BACA: Jumlah Pengidap HIV Aids di Anambas, Sangat Tinggi

Wakil Bupati Bangli Nyoman Sedana Arta mengatakan KSPAN sudah ada di Kabupaten Bangli sejak tahun 2007. Namun ia tak menutup fenomena bahwa kasus HIV/AIDS masih banyak ditutupi sehingga seperti Gunung es yang banyak tidak tampak. Khusus untuk lomba KSPAN ini, pihaknya menilai SMA 1 Kintamani sebagai wakil yang layak mewakili Bangli sebagai KSPAN terbaik di kabupaten tersebut.*

Previous articlePolsek Kundur Utara Barat Sosialisasi Narkoba dan Penerimaan Bintara Polri
Next articleTiga Siswa SMA Curi Lima Sepeda Motor, Tertangkap