Kundurnews – PEKANBARU – Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) akan terus mendorong pangan lokal untuk naik kelas dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan mempromosikan aneka kuliner lokal ke tingkat yang lebih tinggi.

Ketua Umum APJI Ayu Mulyadi mengatakan Indonesia memiliki kekayaan kuliner dan pangan lokal yang sangat banyak dengan cita rasa yang tinggi, namun umumnya masih dikelola secara sederhana dan hanya menjadi konsumsi masyarakat setempat.  Kuliner lokal juga umumnya masih dikelola dalam skala usaha kecil dan menengah (UKM) sehingga perlu mendapat perhatian banyak pihak agar mampu besaing di level nasional bersama berbagai macam kuliner asing.

“Kami akan terus mendorong dan membantu UKM-UKM kuliner lokal agar bisa naik ke tingkat nasional dan menjadi bagian dari industri pariwisata,” ujarnya saat pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) ke-3 di Pekanbaru, dilansir bisnis.com, Selasa (25/10).

Rakernas APJI itu diikuti 250 peserta perusahaan jasa boga dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada 24-27 Oktober di Pekanbaru dengan tema “ APJI Memperkuat Identitas Nasional Melalui Industri Pangan Lokal.”

Dalam rangkaian acara itu, APJI juga bersama Pemprov Riau menampilkan 369 makanan dan penganan berbahan dasar sagu dan mampu memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI). Pameran penganan sagu di gelar di Halaman Kantor Gubernur dalam acara Festival Kuliner Sagu Riau Menyapa Dunia.

Sagu merupakan makanan khas Riau yang banyak ditemui di Kabupaten Kepulauan Meranti dan merupakan yang terbaik di dunia. Bermacam jenis olahan sagu yang disuguhkan diantaranya lontong sagu Riau, Mi sagu, kue dari tepung sagu, bubur sagu.

Ayu Mulyadi mengatakan kulitas sagu dari Riau dan olahannya tidak kalah dengan yang ada di Brunei Darussalam maupun Malaysia sehingga makanan lokal ini sudah pantas menjadi produk kuliner nasional. Dia juga akan bekerjasama dengan berbagai instansi agar produk sagu ini bisa menjadi makanan pada jamuan-jamuan resmi.

“Tanaman sagu juga bisa dimanfaatkan setiap bagiannya, termasuk pelepah dan batangnya,” jelasnya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan Riau memperkenalkan sagu kepada dunia sebagai makanan khas untuk menunjang pariwisata. Dia mengatakan sagu merupakan salah satu unsur yang melekat dengan kebudayaan Melayu. Sehingga, keberadaan sagu sangat mendukung kesuksesan Riau untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya.

“Masyarakat Melayu kita sangat suka dengan sagu. Lahan sagu kita juga sangat luas, ada Kabupaten Kepulauan Meranti yang menjadi penghasil sagu terbesar di Riau. Sayang kalau tidak dimanfaatkan,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, provinsi ini merupakan salah satu daerah sentra produksi sagu terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 246.000 ton per tahun. Riau juga kini tengah mengupayakan ekspor sagu keluar negeri untuk meningkatkan perekonomian dan menunjang produksi pangan. Selain Riau, Papua juga merupakan salah satu daerah sentra sagu.

Permintaan sagu sendiri di kini dinilai tinggi dan berpotensi dijual di wilayah Eropa dan Asia Timur. Maka itu pelestarian ekosistem lahan gambut juga bermanfaat untuk mengembangkan perkebunan sagu di Kepulauan Meranti.

Ketua Bidang Organisasi APJI Rudi Harsono menambahkan pihaknya akan memfasilitas UKM-UKM yang mengelola makanan lokal itu dengan perbankan dan koperasi untuk mendapatkan bantuan modal maupun bahan makanan dengan harga terjangkau.

Previous articleTol laut Natuna percepat distribusi logistik Hingga 500 ton
Next articleMenpan nyatakan seluruh pemda wajib terapkan e-government 2017