Arab Saudi tidak membantah punya ambisi memiliki senjata nuklir. Amerika Serikat atau Israel disebut-sebut akan membiarkan Kerajaan Petro Dollar itu mencapai ambisinya, dengan mengimpor senjata dari Pakistan.
The Independent melaporkan, Sabtu (28/3), Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat Adel al-Jubair memberi indikasi itu saat ditanya wartawan mengenai rencana jangka panjang negaranya menghadapi dinamika keamana Timur Tengah.
“Topik ini jelas tidak perlu kami ungkapkan pada publik,” kata Jubair.
Media Barat menafsirkan kata-kata itu, bahwa rezim Bani Saud tetap menyimpan ambisi untuk memiliki nuklir.
Sumber the Independent dari intelijen AS menyatakan Saudi sudah memperoleh kontrak pengadaan senjata nuklir dari Pakistan. Selama ini, Pakistan mendapat 60 persen dana penelitian nuklir dari negeri kaya minyak itu.
Laporan koran the Guardian pada 2010 juga mengungkap ambisi Saudi. Kerajaan yang kini dipimpin Raja Salman ini memiliki rudal balistik jarak menengah – bisa mencapai Israel – tapi tidak punya hulu ledak nuklir.
“Ambisi ini untuk mengimbangi Iran yang sudah jelas memiliki kemampuan mengolah uranium,” kata sumber tersebut.
Iran sampai sekarang menolak tudingan AS dan Israel sedang mengembangkan senjata nuklir. Reaktor yang mereka bangun di beberapa kota, oleh pemerintah Syiah ini, diklaim hanya untuk kepentingan damai.
Saudi adalah salah satu negara di Timur Tengah yang aktif melobi Amerika agar Iran dilarang punya teknologi nuklir. Sekadar informasi, di kawasan Teluk, cuma Israel yang sudah dipastikan memiliki senjata nuklir. Tapi Negeri Zionis itu selalu membantah tudingan pelapor PBB maupun sumber dari internal militer mereka yang dikutip surat kabar dunia.
Saudi dan Iran belakangan kembali berkonflik melalui Yaman. Militer Saudi, bersama 9 negara lainnya sejak kemarin menyerang Pasukan pemberontak Houthi yang menguasai Ibu Kota Yaman.
Houthi disebut-sebut mendapat pasokan senjata dan dana dari Iran, karena sama-sama penganut Islam Syiah. Sementara Presiden Yaman Abdurabuh Mansyur Hadi yang tersingkir dari Istana Negara sejak awal 2015, merupakan pemimpin kelompok Sunni.
Hadi mengirim permintaan kepada Saudi untuk menyingkirkan pemberontak Houthi tiga hari lalu, ketika persembunyiannya di Kota Aden mulai dikepung.
Adu pengaruh Saudi-Iran secara tidak langsung ini, mengerek harga minyak dunia sejak kemarin. Belum diketahui berapa korban tewas, sejak Saudi mengirim 100 jet tempur dan 150 ribu pasukan menyerbu Yaman dua hari terakhir.
http://www.merdeka.com/