Opini – Tak dapat dipungkiri, pendidikan menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan. Didalam pendidikan formal, keberhasilan seseorang diukur dari sebuah nilai. Untuk mendapatkan nilai tentu saja melalui proses belajar yang dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh ilmu yang berhasil diserap hingga ke proses kenaikan kelas dan kelulusan.
Sekarang ini seleksi untuk menjadi seorang pegawai baik itu menjadi pegawai honorer, swasta maupun pegawai negeri nilai yang tinggi menjadi prioritas utama, sehingga baru dapat dikatakan mendapat penghargaan. Mau tidak mau nilai telah membuat orang berfikir bagaiman untuk mencari agar dapat berhasil melalui pemenuhan nilai yang optimal. Berbagai cara yang dapat dilakukan baik dengan cara belajar semaksimal mungkin bahkan dengan cara yang curang seperti seperti menyontek. Menyontek adalah hal yang sangat tidak dibenarkan karena salah satu esensi pendidikan yang ideal ialah menciptakan manusia yang berkualitas dan berintegritas melalui penerapan nilai-nilai agama, kejujuran, dan tanggung jawab.
Maka itu Pendidikan Karakter atau Character Education di kurikulum 13 ini sangat di tekan kan supaya anak didik kita yang di sekolah diterapkan dalam setiap materi pelajaran itu semua merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter generasi muda nantinya timbul semangat untuk selalu bersikap jujur walau dalam kehidupan sehari-hari jujur itu sulit. Pendidikan karakter ini sering juga disebut sebagai pendidikan akhlak dan/atau pendidikan moral, yakni pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam diri manusia. Salah satu nilai yang ditanamkan dalam pendidikan karakter ialah nilai kejujuran, terutama kejujuran akademik. Pendidikan karakter dapat menumbuhkan kejujuran akademik dalam diri seseorang. Oleh karenanya, sangat diperlukan strategi yang efektif dari pelaksanaan pendidikan karakter tersebut.
Nilai kejujuran erat kaitannya dengan kebenaran dan moralitas. Bersikap jujur merupakan salah satu tanda kualitas moral seseorang. Dengan menjadi seorang pribadi yang berkualitas, kita mampu membangun sebuah masyarakat ideal. Masyarakat yang ideal akan menghasilkan generasi yang ideal pula, yakni generasi emas. Istilah generasi emas juga tidak melulu berbicara mengenai kecerdasan intelektual SDM-nya saja, melainkan karakter yang terbangun dalam SDM itu juga haruslah karakter emas. Hakekatnya, karakter emas itulah yang merupakan pondasi utama untuk membangun generasi emas. Salah satu indikator karakter emas yang harus dimiliki oleh kita semua ialah kejujuran, terutama dalam bidang pendidikan, yakni kejujuran akademik. Untuk itu, investasi SDM-nya juga harus merambah pada karakter manusianya, yakni manusia yang jujur.sebenarnya merupakan istilah yang digunakan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, pada perayaan Hari Pendidikan Nasional pada tahun 2012 silam.
Nuh (sapaan) mengatakan, sejak tahun 2010 sampai 2035 nanti, bangsa Indonesia akan dikaruniai potensi sumber daya manusia (SDM) berupa populasi uisa produktif yang jumlahnya luar biasa, atau yang lebih dikenal dengan istilah bonus demografi. Apabila kesempatan tersebut dapat kita manfaatkan dengan baik, hal itu tentu akan berdampak positif bagi kemjauan bangsa dari segi sumber daya manusianya.
Adapun strategi pelaksanaan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kejujuran yang dapat dilakukan di setiap oleh sekolah dapat lakukan dengan cara yang berkesinambungan, yakni : (1) Pembelajaran, artinya nilai-nilai kejujuran akademik itu harus di sampaikan oleh guru melalui proses pembelajaran setiap hari, (2) Keteladanan, artinya kejujuran akademik itu harus diaplikasikan atau dimodelkan oleh guru di sekolah. (3) Penguatan, sekolah dapat membuat program khusus, seperti pembuatan spanduk yang menjelaskan pentingnya kejujuran akademik dengan tujuan untuk memperkuat nilai kejujuran tersebut. (4) Pembiasaan, sekolah harus dapat membuat pembiasaan terhadap kejujuran akademik itu, seperti misalnya melarang mencontek, berlaku curang dan sebagainya. Keempat cara itu akan terlaksana dengan baik apabila semua komponen pendidikan mampu menerapkannya dengan baik.(*)
Ditulis Oleh : Janita,S.Pd.SD.
SD Negeri 004 Moro Kabupaten Karimun