Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat membuka Temu Lapang dan Gelar Teknologi Padi Hibrida dan Panen Perdana Padi Hibrida bertempat di Subak Tajen, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, (5/12).
Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat membuka Temu Lapang dan Gelar Teknologi Padi Hibrida dan Panen Perdana Padi Hibrida bertempat di Subak Tajen, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, (5/12).

Kundur News – Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali menargetkan untuk mewujudkan ketahanan pangan.  Target tersebut didasarkan pada surplus produksi beras yang terjadi di Bali selama bertahun-tahun.  Namun tak disebutkan kapan target tersebut akan direalisasikan.

BACA : Pemprov Bali Targetkan Kemandirian Pangan

Target tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat membuka Temu Lapang dan Gelar Teknologi Padi Hibrida dan Panen Perdana Padi Hibrida bertempat di Subak Tajen, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, (5/12).

Menurut Sudikerta,  sejak bertahun-tahun lalu ketersediaan beras di Bali surplus, produksinya mencapai 850 ton beras pertahun. Sedangkan kebutuhan pokok beras hanya 400 ton per tahun.

“Walaupun demikian, momentum ini sekaligus mengingatkan kita untuk melakukan penjagaan ketahanan pangan kita, terutama saat siaga bencana  Gunung Agung,” kata Sudikerta.

Sudikerta mengungkapkan pertanian merupakan bidang yang sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah Bali. Bidang petanian menempati posisi kedua dalam menyumbang pendapatan daerah Provinsi Bali setelah pajak kendaraan bermotor. Pendapatan di bidang pertanian menyumbang pendapatan asli daerah sebesar 14,9 persen dari seluruh pendapatan Provinsi Bali.

Sudikerta menjelaskan, pertanian ini tidak bisa ditinggalkan, terlebih apabila terjadi sesuatu dengan dunia pariwisata seperti saat ini imbas dari situasi Gunung Agung, maka pertanian akan menjadi andalan Provinsi Bali.

Untuk itu Pemerintah Provinsi Bali dan semua pihak memiliki tanggung jawab mewujudkan ketahanan pangan khususnya di Bali, yang meliputi ketersediaan pangan, distribusi dan aksessibilitasnya.

BACA: Biaya Kebutuhan Hidup di Batam, Tertinggi di Indonesia

Ditambahkan Sudikerta, infrastruktur juga harus menjadi perhatian, terutama irigasi saluran air yang bagus, peningkatan jalan-jalan produksi, penggunaan alat-alat berteknologi dan juga penggunaan bibit unggul guna peningkatan hasil secara maksimal.

“Terimakasih Kepala Balai dan Kementerian Pertanian yang telah menyiapkan bibit unggul, teknologi pertanian, dan alat-alat panen berteknologi tinggi,” ujar Sudikerta.

BACA: Dengan Kenaikan BBM, Jokowi Target meningkatkan Swasmbada Pangan dalam 3 Tahun Kedepan

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Moh Ismail Wahab mengatakan Indonesia sudah sejak tiga tahun ini sudah tidak mengimpor beras, ini berarti pemerintah telah mampu meningkatkan produksi beras sehingga bisa memenuhi kebutuhan beras sendiri. Pada Januari 2018 nanti, Indonesia akan mengundang FAO untuk mendeklarasikan swasembada beras Indonesia.

Presiden RI Joko Widodo juga telah mencanangkan pertanian modern, hal ini sekaligus untuk menjawab keengganan generasi muda agar kembali menekuni bidang pertanian. BBPT Padi juga sudah menyiapkan varietas unggul Padi Hibrida yang mampu menghasilkan padi kualitas tinggi.*

BACA: Kementrian Pertanian Membagikan 15.000 bibit Cabai Berpolybag

Previous articleAksi Kejar-Kejaran Sindikat Narkoba Dengan Satres Narkoba Polres Karimun Bagaikan Film Laga di TV
Next articlePolsek Kundur Berikan Sosialisi Pendampingan Dana Desa