Kasus eksekusi mati di Indonesia kini tengah jadi perbincangan internasional. Banyak negara protes lantaran hal tersebut dan mengatakan Indonesia sangat tidak manusiawi.

Salah satu negara yang paling aktif menggelar protes hukuman mati di Indonesia adalah Australia.

Dua warganya yang memimpin jaringan penyelundup narkoba ‘Bali Nine’, masuk daftar hendak ditembak mati. Australia berjuang mencari jalan keluar agar Andrew Chan (31 tahun) dan Myuran Sukumaran (33 tahun) tidak dieksekusi. Upaya-upaya ini terus dilakukan, bahkan hingga detik-detik terakhir.

Bulan lalu, gaya diplomasi agresif disusul kampanye bertendensi menekan Indonesia digencarkan Negeri Kanguru. Muncul seruan boikot pariwisata Bali serta komentar Perdana Menteri Tony Abbott yang kontroversial mengenai bantuan dana Australia ke Aceh pascatsunami. Protes warga yang meneror KJRI di Sydney beberapa kali digelar.

Namun semua itu tidak mempan, karena resistensi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang ogah mengubah sikap soal penolakan grasi terpidana narkoba. Bahkan sentimen negatif masyarakat Indonesia kepada Australia meningkat melihat sikap ngotot Abbott.

Rabu (4/3), Andrew dan Myuran benar-benar diterbangkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, lokasi eksekusi mati. Australia kembali kalang kabut. Eksekusi tinggal tunggu waktu.

Cara-cara yang tidak lazim dalam tata krama diplomatik mulai ditempuh oleh Kementerian Luar Negeri Australia, maupun pelbagai kelompok pendukung Bali Nine. Mereka semua berharap dua terpidana mati itu dihukum seumur hidup alih-alih dieksekusi regu tembak.

Berikut empat cara nyeleneh Australia rayu Indonesia untuk bebaskan Duo Bali Nine.

 

Usul barter Bali Nine dengan tiga narapidana WNI

Menteri Luar Negeri Australia Julie Isabel Bishop mengakui sempat mengusulkan repatriasi tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan di penjara Negeri Kanguru. Itu hanya beberapa jam sebelum Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akhirnya resmi dipindah dari Lapas Kerobokan Denpasar ke Lapas Nusakambangan, Cilacap.

“Saya menyampaikan fakta ada beberapa napi asal Indonesia di Lembaga Pemasyarakatan Australia dan apakah ada sebuah kesempatan bagi kami untuk mempertimbangkan adanya pertukaran napi,” kata Bishop seperti dilansir Sky News, Kamis (5/3) saat mengulang isi pembicaraan lewat telepon dengan Menlu RI Retno L.P Marsudi dua hari sebelumnya.

Tiga WNI yang ingin dibarter dengan pembebasan Bali Nine oleh Bishop adalah Kristito Mandagi, Saud Siregar, dan Sidiki Ismunandar. Tiga nelayan itu ditahan di Penjara Lithgow di Negara Bagian New South Wales. Mereka menyelundupkan 389 kilogram heroin dengan kapal pada 1998.

Menlu Retno menolak ide tersebut. Bekas Duta Besar RI untuk Belanda itu menyampaikan pada Bishop jika pertukaran tahanan tidak dikenal dalam aturan hukum atau Undang-Undang di Indonesia

“Karena tidak dikenal dalam UU di Indonesia, maka permintaan tukar tahanan tidak bisa dijalankan,” kata Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir.

Pakar hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana turut mempertanyakan ide barter tahanan itu. Pertukaran tahanan cuma dikenal dalam situasi abnormal, terutama perang. Padahal RI-Australia saat ini dalam hubungan bilateral normal.

Kalaupun ada perjanjian pemindahan terpidana, maka iaturan itupun sepatutnya tidak berlaku bagi terpidana mati. Alumnus Universitas Keio Jepang ini meminta diplomasi Australia dalam menyelamatkan warganya harus lebih masuk akal.

“Pemerintah Australia tidak seharusnya merendahkan kemampuan dan nalar hukum bangsa Indonesia,” kata Hikmahanto.

 

Fokus kampanye pertobatan Andrew dan Myuran

Andrew yang keturunan Tionghoa, mendalami teologi, lalu aktif mengisi kebaktian di gereja.

Sementara Myuran selama 10 tahun terakhir mempelajari seni, desain grafis mendapat gelar akademik hasil kuliah jarak jauh, dan dihormati napi-napi lainnya. Pria keturunan Sri Lanka ini menjadi guru komputer di lapas.

Itulah alasan pemerintah Australia gerah melihat cara Kejaksaan Agung memindahkan keduanya dari Bali ke Cilacap. Duo Bali Nine dikawal ratusan polisi di pesawat maupun mobil, bagaikan terpidana kasus terorisme.

Bishop mengaku hatinya terluka melihat dua warganya diperlakukan demikian.

“Saya tidak bisa memahaminya. Mereka itu adalah narapidana yang menjadi sosok panutan di penjara. Mereka juga tidak terbukti membahayakan orang lain. Cara mereka dipindahkan ke lokasi eksekusi itu sangat sulit dipahami,” ungkapnya.

 

Minta bantuan pemuka agama dan gelar doa bersama-sama

Pemerintah Australia meminta bantuan Uskup Agung Sydney Anthony Fisher dan Mufti Agung Australia Ibrahim Abu Muhammad. Keduanya turut meminta pengampunan Bali Nine langsung pada Presiden Joko Widodo.

“Permohonan kami hari ini adalah meminta pengampunan bagi Andrew dan Myuran. Kami mohon mereka berdua bisa menjalani rehabilitasi,” kata kedua pemuka agama dalam pernyataan resmi kepada wartawan, seperti dilansir surat kabar the Daily Telegraph.

Ibrahim mengatakan, kedua terpidana mati narkoba yang segera akan dieksekusi itu sudah menjalani lebih dari sepuluh tahun penjara untuk merenungkan kesalahannya. Mereka juga sudah menunjukkan penyesalan atas kejahatan mereka menyelundupkan 8,3 kilogram heroin.

“Andrew dan Myuran sudah memahami besarnya kejahatan yang telah mereka lakukan,” kata dia.

Di akar rumput, Konsulat Jenderal Australia di Bali pun aktif menggelar kampanye simpatik. Sebelum dipindah ke Cilacap, puluhan warga asing yang mengaku asal Australia mendatangi Lapas Kerobokan. Mereka menyalakan lilin sebagai tanda doa untuk keberangkatan keduanya.

 

Bujuk musisi metal kirim surat ke Presiden Jokowi

Gitaris band metal legendaris Black Sabbath, Tony Iommi belum lama ini mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo untuk mengampuni terpidana mati Bali Nine. Hal tersebut rupanya suruhan dari pemerintah Australia agar salah satu band yang digemari Presiden Jokowi itu dapat meluluhkan hati mantan Gubernur Jakarta tersebut.

Dalam suratnya pada 3 Maret 2015, Iommi meminta Jokowi mempertimbangkan faktor kemanusiaan. Dia membenarkan dampak buruk obat-obatan terlarang harus diperangi. Namun Iommi meminta agar Duo Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan diampuni dari hukuman mati.

“Sudah banyak bukti keduanya bertobat selama berada di lapas Kerobokan, Bali. Saya mohon pada Anda, agar mengapresiasi pertobatan itu,” tulis Iommi seperti dilansir dari Sydney Morning Herald.

Surat tersebut diorganisasi oleh Jon Dee. Dia merupakan pemilik sebuah organisasi kemanusiaan Australia, DoSomething. Iommi masuk dalam proyek lembaga tersebut selama 25 tahun dan membantu membangun sekolah musik untuk 200 anak yang jadi korban gempa Armenia.

Grup musik metal Napalm Death sebelumnya juga mengirim surat ke Jokowi. Mereka ternyata turut bergabung dalam organisasi yang dipimpin Jon Dee.*

 

 

(merdeka com)

Previous articleSudah cibir Ahok soal TKD, Menteri Yuddy senyum-senyum ke Balai Kota
Next articleAdu mulut Ahok vs DPRD, siapa yang tak punya etika?