Bentrokan antara TNI dan Polri di Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu mengakibatkan ratusan prajurit TNI yang bertugas di daerah tersebut dipindahkan ke wilayah Timur Indonesia. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya bentrok susulan.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo menerangkan, ada dua peristiwa bentrokan yang terjadi di Batam. Menurut dia, pada peristiwa bentrokan pertama di Batam, Panglima TNI dan Kapolri sudah membentuk tim investigasi gabungan, di mana ada indikasi dua anggota yang terlibat. Saat ini tinggal menunggu pengadilan militer.
“Bagi yang terindikasi melanggar disiplin ada 100 orang lebih, akan kita pindahkan ke wilayah Indonesia Timur. Saat ini komandan batalyon juga sudah diganti, dan 570 personel sudah berada di Batujajar, Bandung, untuk latihan raider,” kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12).
Gatot melanjutkan, buntut dari peristiwa bentrokan tersebut, Pangdam dan Danrem yang bertanggungjawab atas insiden ini telah diganti. Pihaknya juga sudah melakukan penyidikan dan berkasnya sudah di oditur militer, saat ini tinggal menunggu proses peradilan militer.
“Yang terindikasi saat ini sedang menunggu persidangan, dan akan mendapatkan sanksi, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan,” jelas Gatot.
Menurut Gatot, berdasarkan evaluasi yang dilakukan TNI, insiden bentrokan dikarenakan banyaknya prajurit TNI yang tinggal di luar kompleks TNI, sehingga pimpinan tidak bisa mengontrol para prajurit.
“Ternyata ada sekitar 120 prajurit yang tinggal di luar dengan mengontrak rumah. Oleh karena itu, Mabes TNI AD akan membangun 120 rumah dan menyiapkan sarana-sarana lainnya. Diperkirakan pembangunan cepat 4 bulan sehingga pada saat satuan kembali dari latihan raider pangkalan sudah siap dan tidak ada yang ditinggal di luar lagi,” tutur KSAD.
(merdeka.com) http://www.merdeka.com/peristiwa/buntut-bentrok-batampangdam-dicopot-ratusan-prajurit-dimutasi.html