Kundurnews – Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun (BP Karimun) mempromosi investasi pada pameran industri kemaritiman terbesar di dunia, Shipbuilding, Machinery and Maritime Technology (SMM) 2016 di gedung Messe Hamburg, Jerman.
Promosi investasi tersebut memanfaatkan momentum berkumpulnya kalangan pelaku usaha sektor kemaritiman internasional, kata Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal RI di Hamburg Indri Rasad kepada Antara London, Jumat (9/9/2016).
BP Karimun yang difasilitasi KJRI Hamburg menjadi salah satu peserta dalam kegiatan pameran yang berlangsung 6-9 September 2016.
Partisipasi Indonesia melalui BP Karimun dalam pameran dua tahunan merupakan pertama kalinya sejak kegiatan pameran berlangsung pada tahun 1963, kata Indri.
Bupati Karimun H.Aunur Rafiq didampingi Konsul Jenderal RI Hamburg Sylvia Arifin Kepala BP Karimun Cendra meresmikan stan BP Karimun di Hall B3 UF 324, Hamburg Messe.
Aunur Rafiq mengharapkan partisipasi BP Karimun pada kegiatan pameran maritim terbesar dunia langkah awal menarik minat investor dari Eropa di Karimun melalui pemberian informasi komprehensif mengenai peluang dan insentif investasi yang tersedia di kawasan tersebut.
Konjen RI di Hamburg Sylvia Arifin menyampaikan dukungannya atas partisipasi aktif dari BP Karimun pada SMM yang juga dihadiri Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Pelindo I Iman Achmad Sulaiman, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Produsen Kapal & Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Eddy K Logam dan Wakil Ketua Umum serta Bendahara Indonesian Shipowners Association (INSA) Darmansyah Tanamas dan Nova Y. Mugijanto.
Kekhususan yang dimiliki kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas di Karimun adalah di bidang industri galangan kapal dan migas didukung lokasi yang strategis di wilayah Selat Malaka merupakan modal awal menarik minat investor .
Partisipasi BP Karimun pada SMM juga dimanfaatkan untuk mengumpulkan berbagai masukan terkait tantangan melakukan ekspansi usaha ke kawasan Indonesia.
Karimun melalui PP No 48 tahun 2007 ditetapkan sebagai kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuban Bebas (Free Trade Zone dan Free Ports) dengan luas wilayah sebesar 9.666 hektar.
Sejak diterapkannya status khusus dan berbagai insentif dan peningkatan pelayanan perizinan investasi yang diberikan, kegiatan industri di kawasan ini bertumbuh pesat dari hanya sembilan perusahaan dengan nilai investasi Rp882 milyar menjadi 164 perusahaan dengan total investasi mencapai Rp22,6 triliyun.
Salah satu investor utama di kawasan tersebut adalah Oiltanking GmbH yang merupakan salah satu perusahaan kilang minyak terbesar di dunia asal Hamburg, Jerman.