Kundur News. Presiden Joko Widodo memilih tidak melanjutkan program swasembada pangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia berambisi, pemerintahannya dapat mencapai target swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.
Jokowi rupanya memanfaatkan momen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Ia mengungkapkan, pemerintah pusat berkomitmen bahwa subsidi BBM harus dialokasikan ke sektor produktif. Salah satu yang menjadi sasaran adalah bantuan di sektor pertanian.
Melalui pengalihan subsidi tersebut, Jokowi menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang. Dana bekas subsidi BBM tersebut rencananya akan dianggarkan untuk belanja subsidi pupuk dan benih, pembangunan bendungan dan perbaikan irigasi, mesin kapal dan pendingin ikan, serta bantuan usaha kecil menengah.
“Pengalihan subsidi BBM, kita arahkan ke subsidi pupuk untuk petani, subsidi benih untuk petani, infrastruktur dan irigasi ke petani juga. Target kita dalam 3 tahun harus swasembada,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Selasa 4 November 2014. Dalam rapat tersebut, hadir gubernur, kapolda, dan kabinda seluruh Indonesia.
Untuk mendukung target program tersebut, Jokowi mengatakan, pemerintah akan gencar membangun 5 sampai 7 bendungan setiap tahun. Sebab, menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, saat ini tak kurang dari 52 persen irigasi rusak.
Harus ada pembagian antara pusat, provinsi, dan kabupaten kota untuk membangun irigasi. Pembagian ini akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Keuangan.
“Jangan sampai nanti dam atau waduk selesai, irigasi baru dilakukan. Ini harus paralel, dalam 2-3 tahun ke depan, semua harus rampung. Semua harus dikerjakan secara terintegrasi,” ujar dia.
Jika ini tersambung, kata dia, semua target akan tercapai selama 3 tahun. Ia pun mewanti-wanti agar jangan sampai bila sudah dibangun irigasi, baru kemudian dibuat bendungan. “Bisa rusak nanti,” kata dia.
Untuk itu, dia meminta semua gubernur di seluruh Indonesia memberikan informasi kekuatan pertanian di masing-masing daerah. Upaya itu akan menjadi prioritas pembangunan bendungan dan irigasi.
Jokowi pun mengatakan, produksi gula dan kedelai juga harus ditingkatkan agar tidak ada lagi impor pangan. “Tidak hanya beras, tebu dan lainnya juga bisa,” ujar dia.
Alihkan Subsidi BBM ke Pupuk
Presiden Jokowi tak menampik bahwa saat ini postur anggaran APBN sangat memberatkan pemerintah. Sebab, tahun ini saja subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah mencapai Rp330 triliun.
“Ini yang sangat memberatkan posisi anggaran kita, fiskal kita belum untuk bayar utang Rp400 triliun,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, selama lima tahun ini subsidi BBM mencapai Rp714 triliun. Sangat besar jika dibandingkan dengan subsidi kesehatan yang hanya Rp202 triliun dan infrastruktur Rp577 triliun.
Menurut Presiden, tidak ada di dunia ini yang anggarannya lebih banyak untuk subsidi BBM dibandingkan untuk pembangunan, kecuali di Indonesia.
“Tiap hari kita membakar ini terus. Justru yang penting kesehatan dan infrastruktur kalah jauh. Ini yang harus diubah,” ujar Jokowi.
Tetapi dengan besarnya subsidi BBM itu, yang menikmati subsidi itu justru 71 persen adalah ekonomi menengah ke atas. “Subsidi BBM untuk yang produktif. Subsidi BBM nanti akan saya arahkan ke subsidi pupuk dan benih untuk petani, infrastruktur, irigasi dan bendungan,” ucap dia.
Janji Jokowi
Presiden Joko Widodo berjanji bisa mencapai swasembada untuk beberapa bahan pangan dalam tiga hingga empat tahun pemerintahannya. Dia meminta petani di Indonesia untuk bekerja menyukseskan hal ini.
Usai dilantik menjadi Presiden RI ketujuh, Joko Widodo melakukan telewicara dengan Ketua Asosiasi Pupuk Organik Bali I Gede Sutapa dari Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Oktober 2014. Dalam telewicara itu, Jokowi menyampaikan tekadnya menjadikan Indonesia berswasembada beras dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun mendatang guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
“Saya harapkan semua pihak dapat mendukung program swasembada tersebut. Para petani bekerja keras dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ini bukan target yang ringan, namun dengan kerja keras target swasembada bisa kita penuhi,” kata Presiden Joko Widodo.
Jokowi berharap para petani seluruh Indonesia dapat giat bekerja untuk bisa memenuhi ketahanan pangan yang selama ini masih banyak impor. “Selama ini masih banyak kebutuhan masyarakat yang diimpor, antara lain gula pasir, jagung, beras dan tepung terigu,” katanya.
Oleh karena itu, kata Jokowi, semua masyarakat petani diharapkan ke depannya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut. “Saya berharap dalam kurun waktu tiga sampai empat tahun ke depan kebutuhan itu bisa dipenuhi di dalam negeri,” ucapnya.
Sementara itu, Gede Sutapa berharap kepada Presiden untuk memperhatikan kebutuhan para petani, antara lain ketersediaan pupuk dan bibit yang unggul.
“Kami sebagai kelompok petani mengharapkan Bapak Presiden Jokowi memperhatikan kebutuhan dalam mengelola lahan pertanian. Kami membutuhkan ketersediaan bibit dalam upaya meningkatkan swasembada pangan,” katanya.
(VIVA)