Sawang – Diduga tak memiliki izin, puluhan masyarakat Mukalimus, Kundur Barat, minta Kapal Isap Produksi (KIP) Timah, Jihan Nabila, hengkang dari laut Sawang.
KIP Jihan Nabila diketahui memasuki perairan Sawang pada Rabu (13/10/2021). Puluhan masyarakat tidak terima dan mengadukan halnya ke Kecamatan Kundur Barat, Kamis (14/10/2021). Mereka menanyakan hal perizinan operasi KIP tersebut.
Camat Kundur Barat, Murnizam, mengatakan, pihaknya hanya sifatnya mengetahui dan merekomendasi apa yang menjadi permintaan masyarakat.
“Terkait kapal masuk ke perairan Sawang, memang saya tahu kemarin, itupun kebetulan tahu saat berangakat dari Balai Karimun. Saya juga sudah pertanyakan, apakah sudah disetujui masyarakat, dijawab pihak KIP, sudah. Ternyata hari ini ada yang tidak setuju,” kata Murnizam, dihadapan puluhan masyarakat Mukalimus, di ruang kerjanya.
Salahsatu nelayan Kurau, Robin Zulkarnain, mengatakan, beroperasinya KIP di perairan Sawang akan terimbas pada kurang lebih 40 orang nelayan, dan puluhan kapal jaring kurau.
“Kalau kapal isap peroperasi, laut tidak akan ada ikan. Bagaimana nasib puluhan orang yang bergantung hidup sebagai nelayan,” kata Robin.
Salah satu tokoh pemuda Kundur Barat, Jumari Igut, berjanji akan tatap cegah KIP beroperasi di laut Sawang.
“Saya bersama masyarakat akan komit, tidak akan beri izin kapal isap timah beroperasi dilaut Sawang. Hal ini akan kami adukan di tingkat Kabupaten, Provinsi hingga pusat,” kata Igut.
Untuk memuluskan rencana KIP timah Jihan Nabila, pihaknya telahpun memberikan kompensasi nelayan kepada puluhan nelayan. Angkanyapun bervariasi, mulai dari Rp 280.000,- hingga Rp 100.000,-. Namun sayang, setelah masyarakat memerima, banyak dari mereka enggan bertanda tangan.
Sampai saat ini pihak KIP Jihan Nabila belum dapat dikonfirmasi.*