Karimun – Diduga ada yang mengambil kesempatan dibalik amanat Perbub Tentang Tata Kelola Absensi Online. Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, melalui salah satu Kabid Pembinaan yang menangani absensi online, Husin, membantah telah menunjuk salah satu vendor dalam pengadaan alat absensi online atau fingerprint di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Karimun.
“Tidak pernah kita melakukan penunjukan salah satu vendor, ini bulan puasa, sumpah. Dia beli dengan siapa, berapa harganya kami tidak tau, kami hanya memfasilitasi, yang jelas kami mengirim surat untuk mengadakan alat fingerprint yang terkoneksi dengan aplikasi yang ada di BKPSDM,” kata Husin, Jum’at (17/04/2021).
Dikatakan Husin, saat ini pihak dinas pendidikan masih sedang melakukan sosialisasi terhadap alat absensi online tersebut.
“Untuk saat ini kita masih dalam tahap sosialisasi berdasarkan surat edaran dari Pemda, kita harapkan daerah-daerah yang sudah terkoneksi jaringan internet agar dapat menyediakan mesin finger untuk kehadiran guru dan tenaga kependidikan,” ungkap Husin.
Husin saat ditanya kenapa ada beberapa sekolah yang belum terkoneksi, Husin menjawab, “itu saya kurang tau juga, mungkin spek tidak sesuai. Karena aplikasi ini milik BKPSDM. Kalau bisa alat yang dibeli dapat terkoneksi, karena tidak semua alat fingerprint terkoneksi dengan aplikasi,” ungkap Husin.
Dalam pantauan Kundur News, ada belasan sekolah di Kundur yang belum terkoneksi aplikasi absensi, dengan beragam merk. Sekolah tersebut pada umumnya membeli secara online, dengan kisaran harga mulai dari Rp 1.300.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,-. Herannya, jika pihak sekolah membeli di salahsatu toko computer di Kundur, aplikasi tersebut dapat terkoneksi. Harga alat di toko tersebut dipatok Rp 8.000.000,-. Walau sama merk dan serinya jika dibeli pasaran lain tidak akan terkoneksi. Dengan demikian muncul dugaan toko yang disebut tersebut merupakan vendor dari oknum-oknum dinas tertentu. Atau seolah-olah ada permainan dibalik pengadaan alat finger print tersebut.
“Intinya kalau kita tidak belanja di toko itu, kita beli online atau di toko lain, diduga tidak akan disingkrun, walaupun kita beli dengan merek dan seri yang sama persis,” ujar nara sumber, Kamis (15/04/2021).
Salahsatu sekolah yang finger print belum terkoneksi adalah SDN 001 Kundur, menurut kepala sekolahnya, Tumiran, mengatakan, alat bisa online namun tidak terkoneksi.
“Ada 15 sekolah di Kundur ini yang belum nyambung aplikasinya,” kata Tumiran.
Salah satu web developer yang tak mau disebutkan namanya, bertugas sebagai front-end di web hosting di Kepri, mengatakan, secara umum sebuah alat atau aplikasi untuk menyambung ke website atau aplikasi induk cukup mengarahkan domain / subdomain atau lebih pastinya melalui IP Address.
“Tinggal adminnya saja konfirmasi atau bagaimana. Setahu saya apapun itu, untuk connect ke server cukup arahkan ip address nya, selesai. Kalau itu berbentuk alat tinggal setelan di firmware di alat itu atau install,” katanya, Sabtu (17/04/2021).
Salahsatu Kepala Bidang di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Karimun, Donal, mengatakan, pihaknya tidak pernah mengarahkan, menunjuk atau menyarankan untuk mengadakan pembelian alat ke salah satu toko atau vendor.
“Kami hanya bertugas menyurati ke dinas Pendidikan, termasuk ke UPT Kesehatan, karena kita sesuaikan dengan amanat Korsupgah KPK untuk menggunakan aplikasi yang terkoneksi ke BKPSDM. Terkait pihak dinas terkait beli dengan siapa bagaimana ke siapa itu kami tidak tahu,” kata Donal.
Absensi online yang menggunakan fingerprint adalah solusi pencatatan kehadiran yang menggunakan system, yang akan terhubung dengan database secara realtime melalui aplikasi E_disiplin. Di Kabupaten karimun sistem ini masih tahap sosialisasi.*