Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menilai potensi desa-desa di daerah sangat cukup besar, baik pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, termasuk pada sektor pariwisata.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, mengatakan, berdasarkan data Potensi Desa tahun 2018 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Terdapat 3.576 objek wisata di daerah tertinggal atau sekitar 19,35% dari total objek wisata perdesaan tersebar di Indonesia.
“Destinasi-destinasi yang terdiri dari destinasi alam, budaya, dan buatan, sangat berpotensi besar untuk dikembangkan,” kata Samsul dalam Workshop Pengembangan Destinasi Pariwisata di Lombok, dikutip dari detik com, Kamis (16/5/2019).
Workshop penggiat pariwisata itu dihadiri oleh jajaran perangkat daerah Pemprov NTB, berdiskusi mengenai pengembangan pariwisata di daerah tertinggal secara digital.
Dijelaskannya juga, upaya percepatan pembangunan pariwisata di daerah tertinggal perlu dilakukan secara inovatif, karena perkembangan digital saat ini sudah menjadi kebutuhan.
“Tahun 2019, Kementerian Komunikasi dan Informatika menjanjikan bahwa seluruh desa di pelosok Indonesia sudah akan menikmati jaringan internet. Hal ini perlu dimanfaatkan termasuk dalam pengembangan pariwisata di daerah tertinggal,” katanya.
Lebih lanjut, Samsul mengatakan bahwa platform digital pada sektor pariwisata dapat dimanfaatkan untuk promosi destinasi pariwisata di daerah tertinggal dengan cakupan yang lebih luas, sehingga dapat menjangkau wisatawan global yang terus meningkat.
“Dengan berkolaborasi bersama para pegiat startup pariwisata, promosi pariwisata di daerah tertinggal dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan efisien,” katanya.
Terkait daerah Lombok, Samsul menyampaikan bahwa Lombok menjadi salah satu lokasi pilot project pengembangan pariwisata secara digital. Oleh karena itu, Dirjen PDT Kemendes Berkolaborasi dengan Caventer Indonesia dan GOERS secara bertahap melakukan pengembangan pada destinasi pariwisata di Lombok.
GOERS dan Caventer Indonesia akan membantu dengan membuatkan paket pariwisata Lombok yang akan dipasarkan secara digital serta membangun cashless payment system pada setiap destinasi.
“Penerapan paket pariwisata secara digital diharapkan dapat menarik sebanyak mungkin wisatawan ke destinasi-destinasi terkait. Sedangkan penerapan cashless payment system diharapkan dapat memperbaiki sistem pengelolaan destinasi menjadi lebih baik ke depannya, terutama pada manajemen keuangan ataupun data mining yang selama ini menjadi kelemahan pada sebagian besar destinasi di Lombok dan Daerah Tertinggal lainnya,” punkasnya.*
(sumber: detik com)