Kundur News – Denpasar – Dua program unggulan Bali Mandara yaitu RS Mata Bali Mandara dan SMA Negeri Bali Mandara mewakili Indonesia pada Kompetisi Inovasi Tingkat Internasional (Edge of Government Innovation Award) Tahun 2018. Informasi tersebut disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra, SH.MH dalam siaran persnya, Rabu (16/8).
Dewa Mahendra menerangkan, kepastian mengenai lolosnya dua program unggulan Bali Mandara ke ajang internasional itu tertuang dalam surat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Dalam surat itu disebutkan bahwa melalui proses seleksi dan penilaian sepanjang tahun 2014-2017, KemenPAN-RB menetapkan 20 inovasi layanan yang layak mewakili Indonesia pada kompetisi inovasi internasional.
Ajang ini diselenggarakan oleh Observatory of Public Sector Innovation (OPSI) dari Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). “Kita patut berbangga karena dua program Bali Mandara akan membawa nama Indonesia di kancah dunia,”ucapnya. Untuk mempersiapkan duta Indonesia pada ajang tersebut, KemenPAN-RB telah melaksanakan bimbingan kompetisi inovasi yang digelar di Jakarta, Senin (14/8).
Dewa Mahendra menyampaikan, RS Mata Bali Mandara mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) Tahun 2016. Dengan proposal berjudul ‘Kami Datang, Penglihatan Terang’, RS Mata Bali Mandara berhasil melenggang menjadi TOP 35 (35 besar,red). Rumah Sakit Mata kebanggaan masyarakat Bali ini menyita perhatian tim panelis karena inovasi layanannya terbukti berhasil menurunkan angka kebutaan, khususnya yang disebabkan oleh katarak.
Mengacu Riset Kesehatan Dasar (Riskedas), pada tahun 2007 tingkat kebutaan di Bali mencapai 1 persen atau di atas prevelansi nasional yang saat itu ada pada kisaran 0.9 persen. Sebagian besar atau 0,78 persen angka kebutaan itu ternyata dipicu oleh kasus katarak.
Berpedoman pada data tersebut, Gubernur Pastika yang menggulirkan Program Bali Mandara sejak bulan Agustus 2008 menetapkan penanganan penyakit katarak sebagai salah satu prioritas di bidang kesehatan. Sejak saat itu, Pastika didukung jajarannya memperkuat fungsi Rumah Sakit Mata Bali Mandara. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pendekatan pelayanan kesehatan mata masyarakat melalui tindakan operasi katarak di luar gedung (jemput bola,red).
Untuk lebih mengoptimalkan penanganan katarak, Pemprov Bali juga membentuk Komite Penanggulangan Gangguan penglihatan dan Kebutaan (PGPK) yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan operasi jemput bola. Selain membentuk komite PGPK, Pemprov juga menambah jumlah petugas (dokter, perawat dan pemegang program) yang sudah dilatih pada Puskesmas yang tersebar di seluruh Bali yang bertugas melakukan screening pasien katarak serta melayani pemeriksaan pasca operasi.
Langkah inovasi itu mampu meningkatkan jumlah tindakan operasi katarak dari 3.368 orang pada tahun 2011 menjadi 5.751 pada tahun 2015. Lebih dari itu, pendekatan jemput bola ini terbukti mampu menurunkan angka kebutaan di Provinsi Bali dari 1 persen menjadi 0,3 persen.
Sementara itu, SMA Negeri Bali Mandara merupakan program unggulan Pemprov Bali di bidang pendidikan yang mengikuti SINOVIK Tahun 2017. Dengan judul inovasi ‘Mencerdaskan Si Miskin Menjadi Generasi Emas’, sekolah yang berlokasi di Kubutambahan Kabupaten Buleleng ini lolos ke TOP 99 dan melaju untuk mengikuti seleksi TOP 40.
Keberadaan sekolah yang mulai menerima siswa sejak tahun ajaran 2011/2012 ini menyedot perhatian khalayak karena segudang prestasinya. Hingga saat ini SMAN Bali Mandara telah mengoleksi tak kurang dari 875 penghargaan dari berbagai lomba di level lokal, nasional hingga internasional.
Tak semata berorientasi prestasi, pendirian sekolah ini sejatinya didasari semangat untuk memutus mata rantai kemiskinan di Pulau Dewata. Karenanya, kemiskinan menjadi syarat utama dalam seleksi penerimaan siswa baru di sekolah ini.
Dengan tempaan pendidikan berkualitas berstandar internasional bersistem asrama, lulusan sekolah ini diharapkan mampu mengangkat derajat ekonomi keluarga mereka. Terobosan ini terbukti sangat berhasil karena banyak lulusannya memperoleh beasiswa dan saat ini tengah menempuh pendidikan di universitas terkemuka dalam dan luar negeri. Bahkan, banyak diantara mereka yang berhasil lulus ujian seleksi pada sekolah ikatan kedinasan. *