Kundurnews – Keluarga korban penculikan warga negara Indonesia di perairan Malaysia meminta Presiden Joko Widodo segera turun tangan. “Kami sangat khawatir akan keselamatan mereka di tangan penyandera,” kata Alwi, 31 tahun, salah seorang keluarga korban penculikan, yang dilansir nasional.Tempo, Senin, 21 November 2016.
Alwi adalah keponakan dari Saparuddin bin Koni, 43 tahun, yang merupakan kapten kapan ikan milik pengusaha di Malaysia. Saparuddin diculik bersama wakil kapten Sawal bin Maryam, 36 tahun. Keduanya adalah warga Dusun Poniang, Desa Tallubanua, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Menurut Alwi, pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelamatkan para sandera. Apalagi, kata dia, pelaku penyanderaan adalah kelompok bersenjata yang sudah sering menculik warga Indonesia. “Bukan hanya keluarga kami, tapi warga Indonesia lain juga diculik,” ujar dia.
Alwi mengatakan pihak keluarga telah mengetahui peristiwa itu sejak Sabtu malam pekan lalu. Kabar itu disampaikan oleh Ikhsan, keponakan lain Saparuddin yang turut dalam kapal tersebut.
Kedua warga Majene itu diculik pada Sabtu, 19 November 2016, pukul 19.20 waktu setempat. Peristiwa penculikan terjadi di Perairan Merabong antara Pulau Gaya dengan Pulau Pelda Sahabat Tungku, Lahad Datu, perairan Sabah.
Saat kejadian, kapal diawaki oleh sekitar 15 ABK yang terdiri atas WNI dan suku Bajau Laut asal Filipina. Saat diserang, kapal sedang dalam perjalanan kembali ke pangkalan di Kunak, Sabah.
Menurut Alwi, pihak keluarga belum mengetahui tuntutan kelompok penyandera. Keluarga juga belum ada komunikasi lanjutan dengan Ikhsan yang ada di Malaysia.
Kepala Desa Tallubanua, Syahran, menyatakan pihaknya telah melaporkan insiden itu kepada Pemerintah Kabupaten Majene. Menurut dia, pemerintah daerah tengah berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri untuk proses pencarian.
“Keluarga kedua warga itu kami minta tenang dan menyerahkan proses itu ke pemerintah,” ujar Syahran.*
(tempo)