Karimun – Bupati Karimun didampingi Dirjen Hortikultura meresmikan Launching Perdana Ekspor Nanas dan Pisang ke Singapura, sekaligus meresmikan Unit Penanganan Segar (Packing House Operation) Buah Ekspor yang berlokasi di Tanjung Berlian, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Jumat (20/10/18).
Area penanaman nenas dan pisang ini mencapai 300 ha, dengan produktivitas hingga 20 ton perminggu. Melihat potesinya yang cukup bagus, nenas dan pisang Kundur memiliki peluang untuk dijadikan komoditas ekspor andalan dari Pulau Kundur, dengan target ekspor perdana negara tetangga yang letaknya sangat dekat dengan pulau Kundur yaitu Singapura.
Untuk mewujudkan mimpi ekspor tersebut, Dinas Pangan dan Pertanian Karimun menggandeng Badan Litbang Pertanian khususnya Balai Besar Pascapanen sebagai penyedia teknologi sekaligus line proses penanganan segar buah ekspor, Ditjen Hortikultura menyediakan bangunan PHO serta fasilitasi ekspor serta PT Alamanda Sejati Utama sebagai eksportir untuk pasar Singapura.
Balai Besar Pascapanen mengambil peran yang cukup penting dalam rangka ekspor perdana ini. Tidak hanya memberikan rekomendasi teknologi tetapi ikut serta dalam melengkapi peralatan-peralatan yang diperlukan oleh suatu unit penanganan segar buah (PHO), seperti penyediaan alat pembersih nenas (blast air compressor), meja2 persiapan dan sortasi, bak pencucian dan ozon generator. Dengan fasilitas PHO yang cukup memadai diharapkan dapat memenuhi kualifikasi yang diinginkan oleh negara tujuan ekspor.
Untuk ekspor perdana ini akan ada 5 ton nanas Kundur yang siap dikirim ke Singapura disamping 1 ton pisang. Tahapan selanjutnya, target ekspor adalah 10 ton per minggu hingga akhir tahun 2018, dan tahun 2019 ditargetkan bisa mencapai 20 ton per minggu. Untuk bisa mencapai target tersebut tentunya banyak hal yang harus disiapkan antara lain fasilitas cold room, perbaikan sistem budidaya di lapang, dan perluasan bangunan PHO.
Acara launching perdana sekaligus peresmian PHO Buah Ekspor dihadiri oleh 200 undangan diantaranya adalah Bupati Karimun, Dirjen Hortikultura, Wakil Bupati Karimun, Kepala Balai Pascapanen Pertanian, perwakilan Bank Indonesia, SKPD Pemda Kepri dan Karimun, para petani dan kelompok tani nenas Kundur dan berbagai pihak terkait lainnya.
Dalam laporannya Kepala Dinas menyampaikan bahwa sejak tahun 2016, Kabupaten Karimun bersama Kabupaten Lingga dan Bintan sebagai lokasi program LPBE WP. Akhirnya setelah melewati lika liku akhirnya pada tahun 2018, Kabupaten Karimun berhasil mewujudkan mimpi tersebut.
Sementara itu, Kepala BB Pascapanen merasa berbahagia karena melalui sentuhan inovasi, ekspor nanas dan pisang ini bisa terwujud. Risfaheri juga berharap bahwa ke depan perlu penambahan fasilitas agar target ekspor 20 ton bisa terwujud.
Dr Suwandi, Dirjen Hortikultura dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini disaat rupiah melemah, ekspor adalah pilihan yang tepat untuk menjaring devisa. Beliau juga berharap ke depan adalah adanya industri hilir sehingga ada peningkatan nilai tambah.
Hal ini juga diamini oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Kepulauan Riau. Harapan beliau selanjutnya adalah menjadikan Kabupaten Karimun untuk pengembangan produk organik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Dalam sambutan pembukaannya, Bupati Karimun menyampaikan apresiasinya kepada Kementan yg telah membantu terwujudnya ekspor nanas dan pisang. Kepada Bank Indonesia berharap agar ke depan BI juga membantu petani nanas dlm penyediaan saprodi. Bupati berharap petani mendapat jaminan pasar bagi produknya sehingga tidak ragu lagi menanam nanas.*(bgk)