Kundur News – Denpasar – Warga yang tinggal di sekitar Gunung Agung diingatkan untuk menghindari kawasan rawan bencana, menyusul erupsi magmatik Gunung Agung yang terus berlanjut. Warga juga diminta tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung. Termasuk perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung. Ada 22 desa yang terdapat dalam zona berbahaya.
BACA: Erupsi Magmatik Gunung Agung Berlanjut
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis yang diterima redaksi pada 28/11/2017
Menurut Sutopo, Masyarakat dan ditambah Jumlah penduduk yang tinggal di dalam zona berbahaya tersebut diperkirakan 90.000 – 100.000 jiwa. Namun tidak adanya data yang valid dari berbagai sumber menyulitkan dalam menghitung jumlah penduduk yang harus diungsikan. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk terdampak di radius yang berbahaya adalah 63.000 jiwa.
Sementara itu data dari Open Street Map sebanyak 117.000 jiwa, Asia Pop sebanyak 68.000 jiwa, dan pernyataan Gubernur Bali sebanyak 140.000 jiwa. BNPB akan melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan jumlah penduduk yang harus dievakuasi.
BACA: Status Gunung Agung Dinaikkan Ke AWAS*
Sutopo menyebutkan data sementara, jumlah penduduk 29.023 jiwa yang tersebar di 217 titik pengungsian. Belum semua data pengungsi tercatat oleh petugas. Selain di Bali, masyarakat ada juga yang mengungsi ke Lombok. Gubernur Bali telah menghimbau agar masyarakat mengungsi di sekitar Kabupaten Karangasem saja.
Sutopo mengungkapkan tidak semua masyarakat yang berada di radius berbahaya bersedia mengungsi. Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tetap tinggal di dalam rumahnya. Ada berbagai alasan yang menyebabkan mereka enggan mengungsi, seperti alasan masih merasa aman meski Gunung Agung sudah erupsi, alasan menjaga ternak dan kebun, alasan kepercayaan, dan lainnya. Petugas masih terus membujuk masyarakat untuk mengungsi dan membantu pengungsian ternak.
BACA: Gunung Agung Erupsi, Peringatan Penerbangan Dinaikkan Dari Orange Menjadi Red
Sutopo menyampaikan secara umum penanganan pengungsi berlangsung dengan baik. Pengalaman sebelumnya saat Gunung Agung dinyatakan Status Awas pertama kali pada 22/9/2017 pukul 20.30 WITA dan adanya sosialisasi yang intensif mengenai antisipasi menghadapi erupsi menyebabkan masyarakat sudah lebih siap.*