KARIMUN – Untuk pertama kalinya, tepat di peringatan hari buruh internasional 2019, Forum Literasi Kundur yang kebanyakan anggotanya merupakan kaum milenial golongan pelajar, mengambil kesempatan hari libur untuk menggelar lapak baca di pelataran Balai Pemuda Tanjung Batu Kundur, Rabu (01/05/2019).
Berkumpulnya para muda-mudi disini, tidak sekedar nongkrong-nongkorong biasa untuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Namun mereka hadir dengan membawa tas-tas bakulan yang berisi buku-buku bacaan. Para pegiat literasi dari Forum Literas Kundur, meski sedikit terlembat karena terkendala oleh cuaca yang sejak pagi hujan, tetap tidak menruntuhkan semangatnya menggelar buku-buku yang mereka bawa.
Sebagai perkumpulan pencinta buku dan doyan baca, Forum Literasi Kundur prihatin terhadap minat baca buku yang banyak terkikis oleh penggunaan gawai yang semakin membawa dampak pada saat ini. Terutama di Pulau Kundur, nyaris tidak pernah ada event-event buku yang dirayakan dengan gembira dan sambutan luar biasa.
Maka bersama dalam Forum Literasi Kundur, mereka berusaha menampilkan suasana baru.
“Kita berusaha menampilkan buku-buku koleksi pribadi di lapak ini, baik itu fiksi maupun nonfiksi, Beragam benuk, ada novel, puisi, antologi, karya ilmiah, teenlit, filsafat dan sebagainya,” ujar Suriyati, pegiat literasi dari Forum Literasi Kundur yang beberapa minggu lalu mengikuti Bimbingan Teknis Instruktur Literasi Baca-Tulis Nasional.
Indonesia merupakan negara yang terjangkit virus lemah literasi. Menurut Najwa Shihab dalam salah satu kuliah umumnya, Najwa membandingkan masyarakat Eropa atau Amerika khususnya anak-anak yang dalam setahun bisa membaca hingga 25-27 persen buku. Selain itu juga ada Jepang yang minat bacanya mencapai 15-18 persen buku per tahun. Sementara di Indonesia jumlahnya hanya mencapai 0,01 persen pertahun. Menyedihkan, jika kenyataan itu benar adanya. Padahal bangsa Indonesia didirikan oleh para tokoh penggila buku yang melahap berbagai jenis buku.
Forum Literasi Kundur mengajak masyarakat untuk membaca buku, menulis, berdiskusi dan merayakan indahnya mencintai aksara bersama-sama. Rudi Rendra selaku ketua Forum Literasi Kundur menerangkan bahwa forum ini sedang mendirikan perpustakaan.
“Kundur adalah daerah pesisir Indonesia yang darurat literasi, kami sedang membangun pustaka, yang sedang diupayakan untuk berisi buku-buku berkualitas dan beragam. InsyaAllah pelan-pelan kita penuhi sesuai dengan kebutuhan. Semoga menjadi solusi kedepannya,” ujar Rudi Rendra.
Forum Literasi Kundur juga menggandeng beberapa pegiat dari sekolah SMP dan SMA sepulau Kundur untuk berkontibrusi pada kegiatan yang mereka lakukan. Suriyati menyebutkan, “Kundur tidak memiliki perpustakaan yang bisa diakses masyarakat. Ketersediaan taman baca masyarakat sangat minim bahkan tidak tampak sama sekali, kami hadir disini untuk berusaha membuat buku hadir di tengah-tengah masyarakat.”
Forum Literasi Kundur berupaya agar buku bisa dibincankan di ruang pubkik dan bisa dibaca oleh masyarakat luas.
“Hari ini kita rekreasi aksara, kita menjadi pekerja kata-kata sehingga kata-kata bekerja, mengisi ruang kosong pemikiran, menghadirkan perubahan dan menggerakkan peradaban,” tutup Rudi Rendra.*