TEMBILAHAN – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Jika dibanding tahun 2020, angka stunting di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) tahun 2021 mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase balita stunting tahun 2020 sebesar 6,59% dan 2021 menjadi 3,00%.
“Namun dari 20 Kecamatan ada 2 Kecamatan Lokus yang terjadi peningkatan yaitu Kuala Indragiri dan Teluk Belengkong,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir Budi N Pamungkas, Kamis (30/12/2021).
Budi menjelaskan, upaya yang telah dilakukan salah satunya perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK) mulai dari dalam kadungan sampai anak berusia dua tahun.
Selanjutnya Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil bersama stakholder terkait melakukan penyuluhan dan sosialisasi ASI Ekslusif, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Gemar Makan Ikan (GEMARIKAN), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), pendidikan gizi untuk ibu hamil dan kesehatan reproduksi.
“Selain itu juga melalui program pemberian TTD untuk ibu hamil dan remaja putri, bimbingan pranikah penyehatan lingkungan, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi,” katanya.
Dikatakan Budi, keseriusan Pemda Inhil dalam penangangan stunting ditunjukkan dengan membuat program inovasi “Gerakan Satu Hati” jlid 1 dan 2.
Adapun faktor yang mempengaruhi stunting yaitu kondisi lingkungan, pola asuh, kesehatan reproduksi, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Kelompok Sasaran Beresiko yang perlu diperhatikan adalah remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan balita,” imbuhnya.*