TANJUNGPINANG – Pemerintah Provinsi Kepri Kepulauan Riau menjalin kerjasama dengan Republic Polytechnic (RP) Singapura, dalam bidang teknologi pertanian dan aquaculture, kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Intent (MoI) di KBRI Singapura, Selasa (19/4).
Pada kesempatan itu, Ansar Ahmad mengatakan, kerjasama yang dilakukan adalah untuk memaksimalkan penggunaan teknologi di Indonesia, dalam rangka peningkatan ekspor hasil pertanian dan kapabilitas supply chain atau rantai pasokan.
“Kerjasama ini akan berlangsung selama 18 bulan, atau berakhir hingga Mei 2023 tahun depan. Tentunya juga didukung oleh Temasek Foundation yang selama ini telah memberikan dukungan, terhadap berbagai program pembangunan dan peningkatan kapasitas di Indonesia di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, manajemen perkotaan, dan administrasi publik,” ungkap Ansar Ahmad.
Dikatakannya, hubungan kerjasama yang erat antara RP Singapura dan Pemerintah Provinsi Kepri dalam bidang Food Industry 4.0 mencakup banyak hal, tidak hanya kerjasama pelatihan, tetapi juga di banyak bidang lainnya.
“Kerjasama ini berkontribusi untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara, dan mendorong pertukaran perspektif antara peserta dan fasilitator. Hubungan yang baik ini tetap terjalin dengan saling menguntungkan kedua belah pihak tentunya,” jelas Ansar.
Dikesempatan yang sama, Principal/CEO Republic Polytechnic, Mr.Yeo Li Pheow mengatakan, bahwa kolaborasi antara sektor pendidikan, publik dan swasta memberikan dukungan terhadap ekosistem inovasi yang efektif.
“Kami yakin bahwa kemitraan ini akan membantu Kepri untuk memanfaatkan kemampuan industri 4.0, dan memajukan sektor rantai pasok,” katanya.
Menurutnya, Republic Polytechnic selama ini telah secara aktif terlibat dalam bidang teknologi pertanian, perkotaan dan aquaculture.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo mengatakan, sektor pangan merupakan sektor yang sangat penting, sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
“MoI ini merupakan hal yang sangat penting karena kerjasama ini mencakup pengembangan teknologi pangan, manajemen pangan, dan rantai pasok. Penandatanganan kerjasama ini juga merupakan permulaan, tantangan kedepan adalah implementasi tindak lanjut. KBRI senantiasa siap untuk memberikan berbagai dukungan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Untuk membantu Kepri mengembangkan bakat dan memperkuat pelatihan di sektor pertanian dan aquaculture, RP juga akan melakukan pengajaran Problem-based Learning (PBL), yang mengambil pendekatan secara terpusat pada pentingnya pembelajaran mendalam, melalui pemecahan masalah praktis.(*)