Karimun – Pensiunan karyawan PT Timah, H Zahir dan Made, membantah keras pihaknya ada menerima dalam pembagian dana kompensasi dari sejumlah KIP (Kapal Isap Produksi) Timah, Mitra PT Timah Tbk. Dikatakannya, selama ini pihaknya selalu membantu hubungan kerjasama dan keharmonisan antara pihak mitra PT Timah dengan nelayan setempat, termasuk penyaluran dana kompensasi bagi nelayan.
“Dikatakan kami menerima juga dana kompensasi itu salah. Kami tak pernah sepeserpun memakan duit yang menjadi hak nelayan. Justru kami yang membantu mengusahakan menyalurkan dana kompensasi tersebut,” ujar Zahir, seorang warga desa Kundur yang juga sebagai Koordinator Mitra KIP Timah, Sabtu (21/11/2020).
Pernyataan Zahir ditimpali juga pernyataan Made. Dikatakan Made, kehadiran KIP Mitra Timah justru sangat membantu para nelayan, berupa dana kompensasi tersebut.
“Kehadiran mitra Timah ini justru sangat membantu para nelayan tempatan dalam kontribusi dan exsistensi dari PT Timah itu sendiri,” kata Made.
Pernyataan kedua mantan petinggi PT timah itu terbukti jelas adanya dana kompensasi tersebut dalam membantu masyarakat nelayan. Hanya saja dia tidak menyebutkan angka pasti jumlah total dana yang tersalurkan tersebut.
“Kami tidak mau menyebutkan berapa jumlahnya, karena kami sudah salurkan langsung kepada ketua nelayan,” tukas Zahir.
Dari hasil investigasi Kundur News, ada sebesar Rp 203.000.000,- dana yang dikeluarkan Mitra Timah per bulannya untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat nelayan, yang diserahkan langsung ke rekning pribadi ketua nelayan desa Kundur, Ahmad S. Besaran jumlah dana tersebut termasuk untuk kompensasi tim sebelas.
Kundur News hingga saat ini terus mencari pakta kebenaran fungsi yang disebut ‘Tim Sebelas’, dan nama-nama penerimanya.
Menurut data yang diperoleh dari Pemerintah Desa Kundur, ada sebanyak 220 nelayan yang terdata yang berhak menerima kompensasi. Paktanya, Ahmad saat dihubungi, mengaku hanya menyalurkan kepada 212 nelayan.
“Ada sebanyak 212 nelayan desa Kundur yang kami bagikan,” ujarnya singkat.
Menurut nara sumber yang dapat dipercaya, ada kurang lebih Rp 200 juta per bulannya dana kompensasi nelayan desa Kundur yang diserahkan ke ketua nelayan untuk dibagikan ke nelayan, mereka menduga ada kurang lebih Rp 100 juta dana tersebut tersisa.
“Kita sudah melakukan pengecekan satu demi satu nelayan yang ada di empat dusun di Desa Kundur, sehingga anggaran dana banyak yang berlebih, dan itu sudah berlangsung kurang lebih delapan tahun lamanya,” ungkapnya.*