Tanjungbatu – Rata-rata tabung gas berukuran 12 Kg produksi Pertamina yang beredar di seluruh Tanjungbatu, Karimun Kepulauan Riau, adalah tabung gas yang sudah usang berkarat berwarna coklat kehitam hitaman dan sudah tidak lagi kelihatan cat symbol ‘Pertamina’. Peredaran ‘Besi Tua’ tersebut menimbulkan bayak kekhawatiran khususnya kaum ibu ibu.
Pengakuan beberapa pengguna gas elpiji dimana mayoritasnya ibu-ibu mengungkapkan, Peredaran tabung gas yang penuh dengan karatan tersebut, terus secara berulang para konsumen mendapatkannya, bahkan berlangsung cukup lama hingga bertahun. Tabung gas yang seolah tidak pernah dirawat tersebut hingga kini terus menimbulkan kekhawatiran.
“Hampir dua tahun belakangan ini, kami belum pernah mendapat giliran tabung gas yang bagus, kelihatan mereknya. Semua dekil berkarat”. Ujar salah satu ibu rumah tangga.
“Kalau besi penuh dengan karatan sama dengan kayu yang sudah lapuk. Sudah tidak layak pakai”.
Pernyataan Ibu di atas, sama halnya dengan Ibu Rosita. Ibu tiga anak ini mengakui keberadaan gas elpiji jauh lebih irit dibanding menggunakan kompor minyak tanah. Namun hal ini tidak tertutup kemungkinan akan menjadi tidak terbanding apabila tabung karat akan menjadi dampak negative.
“Tengok sendirilah tabung gas kami. Karatannya sudah berlapis lapis dan rontok-rontok di lantai dapur !”. Karat yang sudah di alas sama kardus pun sudah tembus kepermukaan lantai”. Kata ita menambahkan.
Dari hasil pantauan Kundur News di lapangan, didalam gudang agen-agen di tanjungbatu, memang sudah sulit mencari tabung gas yang masih kelihatan cat kebiruan. Keterangan penjaga gudang mengatakan, hampir 2000 tabung yang beredar di tanjungbatu, dan 90% tabung yang karatan.
“Di tempat kami (gudang.Red) ada 900 buah tabung. Mungkin ada 800 buah yang karat”.
Dari keluhan ibu-ibu di atas dan keluhan konsumen gas elpiji lainnya, semoga saja pihak pertamina, Disperindag atau pihak terkait, dapat membantu mengurangi permasalahan tersebut.