Kundurnews – Kisruh saat salat Jumat di Masjid Jami Assalam, Cengkareng, Jakarta Barat heboh karena rekamannya videonya beredar di Youtube.Keributan antara pengelola masjid dengan sekelompok pria itu diunggah ke Youtube oleh akun Mustofa Nahrawardaya.
Lalu apa penyebab kekisruhan tersebut? bermula ketika beberapa orang dari Muhammadiyah merebut mimbar saat akan dimulainya salat Jumat. Mereka mengatakan bahwa Masjid Jami’ Assalam adalah milik sah Muhammadiyah.
“Mereka datang seperti tidak biasanya. Sebelum-sebelumnya datang 5-6 jemaah karena memang mereka warga di sini,” kata Bambang, salah seorang warga yang menyaksikan peristiwa itu.
“Saat salat dimulai, tiba-tiba salah seorang dari mereka naik dan mengambil alih mimbar lalu diikuti oleh teriakan dari oknum lain jika masjid ini milik mereka. Hal ini membuat salat Jumat jadi gaduh dan sangat tidak enak dilanjutkan,” lanjut Bambang.
Bambang menilai, mereka sengaja tidak mengakui kepengurusan Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) yang baru terbentuk dan hendak mengambil hak kepemilikan Masjid Jami Assalam karena mengantongi sertifikat.
Menurut Bambang, sebelumnya warga sudah melakukan mediasi dengan BPN Jakbar yang dijembatani oleh pihak Pemkot Jakbar dan BPN untuk mengadakan islah antara warga dan pihak Muhammadiyah. Dari islah tersebut dihasilkan 3 poin, yakni, pertama, bahwa kepengurusan Masjid Jami Assalam dikelola oleh umat Islam. Kedua, seluruh kegiatan umat Islam dilakukan di Masjid. Dan ketiga, lambang apa pun tidak boleh ada di masjid.
Dari hasil islah inilah dibuat DKM yang baru yang memilih H Nukman Muhasyim sebagai ketua. “Islah ini ditandatangani oleh pihak Muhammadiyah dan warga masyarakat yang diketahui oleh camat dan lurah serta pihak lainnya. Dari hasil islah kami buat DKM kok,” tegas Bambang.
Sementara itu dari pengakuan warga lainnya, Yunus, mengatakan jika tanah yang berdiri Masjid dulunya adalah sebuah taman dari tanah milik pemerintah. Karena masjid yang lama tidak mampu menampung jemaah maka dibuatkan Masjid yang baru pada tahun 1980.
“Para pendahulu kami meminta ijin kepada pemerintah untuk membuat masjid yang baru. Jadi ini tanah pemerintah, bukan milik Muhammadiyah,” lanjut Yunus.
Sony, Ketua Rw 01 Kelurahan Cengkareng Barat menegaskan jika persoalan hari Jumat lalu tidak perlu dibesar-besarkan. Dia menilai, apa yang diberitakan di media soal kasus ini terlalu dibesar-besarkan.
“Ya itu hanya kisruh kecil tapi memang tak enak buat salat hari Jumat. Dan intinya masjid ini digunakan oleh semua umat Muslim dari mana saja untuk beribadah. Mohon agar tidak dibesar-besarkan,” pinta Sony.
Sebelumnya beredar sebuah video yang merekam keributan antara pengelola masjid dengan sekelompok pria. Rekaman tersebut disebarluaskan oleh akun Mustofa Nahrawardaya lewat situs berbagi video Youtube.
“Ini keributan jelang salat Jumat (27/2) tadi di Masjid Muhammadiyah Assalam Cengkareng. Perhatikan siapa mereka?” seperti dikutip dari akun Twitter Mustofa Nahrawardaya, Sabtu (28/2).
Dalam video berdurasi 52 detik tersebut menggambarkan keributan antara kedua kelompok saat akan berlangsungnya ibadah salat Jumat. Sekelompok massa berbaju safari hitam dan sebagian berkemeja tiba-tiba menyerbu masuk ke dalam Masjid Assalam dan menyeret protokoler saat akan mengumumkan khatib dan laporan keuangan.
Sontak saja, sebagian pengurus lainnya langsung membela diri. Namun jumlah massa yang lebih banyak membuat mereka tak berkutik. Sedangkan sebagian jamaah tetap berada di tempatnya masing-masing.
‘
http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-penyebab-keributan-di-masjid-assalam-saat-salat-jumat.html