KARIMUN – Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan, pernyataan Gubernur Kepri Nurdin Basirun mengenai kondisi investasi di Kabupaten Karimun tidak ada penambahan merupakan hal yang wajar. Karena kondisi tersebut dialami secara global oleh hampir semua daerah di Indonesia.
BACA: PT Oiltanking Bawa Nama Karimun, Dapatkan Award Nasional 7 Juta Jam Tanpa…
“Kami pun sekarang tengah getol mempromosikan Kabupaten Karimun. Silahkan tanya ke BP Kawasan, kami tidak tinggal diam dan kami kita terus “menjual”. Tapi kondisi yang kita alami ini tidak hanya terjadi di Karimun, melainkan juga di Batam, Bintan, Tanjungpinang, Natuna, Anambas dan secara umum di Indonesia tentunya, bahkan mendunia. Karena saat ini bukan tahun investasi, melainkan tahun dimana kita perlu mempelajari sutuasi ekonomi dunia,” ucap Rafiq menjawab pernyataan Gubernur Kepri.
Sedangkan salah satu penyebab lesunya investasi dan ekonomi di Kabupaten Karimun menurut Rafiq dikarenakan dampak dari sepinya job dari PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB).
“Tapi meski sepi job, PT Saipem kan tidak pergi dari Karimun, mereka tetap bertahan. Memang perlu keasabaran dan upaya. Saya kira Gubernur pun sangat paham tentang hal itu dan beliau juga pengusaha. Makanya kita gandeng BP Kawasan untuk terus meningkatkan investasi,” terangnya.
Kata dia, terobosan yang sudah dilakukan pemerintah daerah adalah mulai dari menyiapkan infrastruktur, bahkan hal itu pun juga dilakukan BP Kawasan yang turut melengkapi jalan di wilayah industri, termasuk jembatan. Bahkan kebutuhan listrik pun sudah mulai masuk atas investasi dari perusahaan swasta.
Secara keseluruhan, nilai investasi di Kabupaten Karimun saat ini mencapai Rp22,5 Triliun dari 144 perusahaan yang berdiri di wilayah Free Trade Zone (FTZ) yang aktif dari 162 perusahaan.
“Untuk saat ini, yang menjadi daya jual adalah menjaga situasi Kabupaten Karimun harus tetap kondusif,” tutupnya.(*)