Kundurnews – Banda Aceh– Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat koordinasi (rakor) penanganan bencana gempa bumi di Pidie Jaya setibanya di Aceh, Kamis petang (8/12). Presiden juga mendapatkan laporan langsung dari jajarannya yang tiba lebih awal di Aceh untuk memantau langsung penanganan gempa.
Rapat koordinasi yang berlangsung mulai pukul 19.15 WIB tersebut dihadiri Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, dan Plt Gubernur Aceh Soedarmo.
Teten Masduki yang ditugaskan ke Aceh pascagempa memulai laporannya kepada Presiden terkait dampak gempa di Pidie Jaya dan sekitarnya yakni korban meninggal 102 tewas dan 1 hilang, 136 luka berat, 616 luka ringan, dan 10.029 mengungsi tersebar di 28 penampungan di tiga kabupaten. “Ini menyangkut bencana di tiga kabupaten yakni Pidie Jaya, Bireuen, dan Pidie,” kata Teten.
Di Pidie Jaya, kerugian material sebanyak 105 unit ruko roboh, 12.560 unit rumah rusak ringan hingga berat, 49 unit masjid roboh, 1 RSUD Pidie rusak berat, beberapa ruas jalan rusak, dan tiang listrik roboh.
Sementara di Kabupaten Bireuen sebanyak 41 rumah rusak ringan hingga berat, satu masjid rusak berat, satu sekolah rusak, dan satu kilang padi rusak berat. “Di Kabupaten Pidie sebanyak 40 rumah juga rusak berat,” kata Teten.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,4 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh sekitar pukul 05.36 WIB, Rabu, 7 Desember 2016. Pusat gempa bumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km.*
(antara)