Presiden Joko Widodo meminta agar pengembangan jaringan transportasi massal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) harus dimulai tahun ini. Itu meliputi kereta ringan atau Light Rail transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).
Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sesuai rapat terbatas kabinet kerja, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/4).
Jonan mengungkapkan, LRT bakal digarap konsorsium BUMN, semisal, Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jasa Marga. Proyek pengganti monorel sepanjang 30 kilometer rencananya bakal dibangun di median atau di sisi jalan tol.
“Rencananya itu dari Cibubur, Halim, baik dari grogol dan nanti juga disambung dengan kereta ke Bandara Soekarno-Hatta,” katanya. “Pembiayaan LRT tadi itu dilaporkan oleh Adhi Karya sekitar Rp 307 miliar per kilometer dan akan diusahakan dari konsorsium BUMN, pinjaman luar negeri, dan partisipasi DKI Jakarta tentunya sesuai ketentuan.”
Terkait MRT, kata Jonan, saat ini tengah dibangun koridor selatan-utara fase I (Lebak Bulus- Bundaran Hotel Indonesia) sepanjang 15,7 kilometer. Jokowi meminta itu segera dilanjutkan ke fase II (Bundaran HI-Kampung Bandan) sepanjang 8,1 km dan koridor timur-barat (Cikarang-Balaraja).
“Kalau diteruskan dari HI ke Kampung Bandan mungkin dengan skim pembiayaan yang biasa dilakukan dengan JICA,” katanya. “Tetapi kalau dari Timur ke Barat itu skimnya belum diputuskan lagi. Tapi prinsipnya harus berjalan.”
Direktur Utama Jasamarga Adityawarman menambahkan pemerintah bakal menyubsidi tarif transportasi publik tersebut. Dua transportasi massal itu diperkirakan bisa menekan kemacetan ibu kota hingga 30 persen.
“LRT kan banyak koridornya, kalau MRT saja nggak cukup atasi kemacetan.”
+
+
http://www.merdeka.com/uang/kebelet-jokowi-minta-proyek-lrt-dan-mrt-tak-ditunda.html