Kundur News – Anambas – HIV AIDS adalah sebuah penyakit yang sangat membahayakan dan ditakuti oleh dunia. Penyakit menular yang menakutkan ini, terinfeksi melalui virus Human Immunodeficiency, yang akan membawa sipengidap hingga kematian. Di Kabupaten Kepulauan Anambas tercatat sebanyak 33 Orang yang teridap, dari jumlah tersebut telah berangsur mencapai puncak kematian.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas, Islam Malik, pada Senin (2/10). Ia juga mengaku sangat khawatir terhadap besarnya jumlah pengidap yang berada di daerah Kabupaten tersebut.
Dibentuknya Clinic Vicity Mobile adalah upaya pemerintah daerah dalam pengendalian bertambahnya pengidap penyakit tersebut. Clinic itu nantinya akan melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang di anggap rawan.
“Clinic ini nantinya tidak cukup hanya menunggu, kita harus jemput bola dengan turun langsung mendatangi tersusfect,” ujar Islam.
Tidak hanya itu tambahnya lagi, pengecekan juga akan dilakukan secara berkala, “seperti pengambilan sample darah ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan, lakukan penyuluhan misalnya di warung remang-remang, atau tempat lainnya. Disini setidaknya ada tiga titik”, Tambahnya.
“Pengecekan ini sifatnya isedentil, dan sebelum puasa lalu sudah dilakukan pengecekan, sayangnya para perkerja ditempat hiburan malam itu sudah tidak ditempat,” sesalnya.
Pendataan saat ini, yang lebih dominan terinfeksi virus yang membunuh itu adalah Wanita Perkerja Seks Komersial (PSK), apalagi mereka tidak menetap di satu lokasi saja, kadang berada di Anambas dan kadang keluar daerah ini.
Meski telah melakukan sejumlah upaya lanjut Islam, pihaknya mengaku kesulitan untuk memberikan sosialisasi maupun pengecekan, hak ini dikarena untuk wanita malam tersebut rata-rata berbaur dengan masyarakat.
“Untuk di daerah Jemaja itu lebih mudah karena terfokus di warung remang-remang yang ada, namun untuk di kota Tarempa itu yang agak sulit mereka berbaur dengan masyarakat karena kebanyakan kost di rumah warga,” jelasnya.
Selain itu tambah Islam, untuk obatnya juga harus dikirim dari pusat, data pasien dimasukan dalam aplikasi dan kementrian Kesehatan langsung drop obat tersebut ke daerah. Kadangkala data yang disampaikan tersebut juga tumpang tindih dengan Kabupaten Natuna.
“Saat ini kita saving obat tersebut karena pasien yang sudah meninggal dan obatnya dikirim itu yang akan dipergunakan untuk pengobatan pasien yang lain,” tuturnya.
Pihaknya kata dia, saat ini menggandeng LSM peduli HIV untuk mendapatkan info dan dan melakukan pembinaan.*