Sawang – Belasan warga Kelurahan Sawang, mendatangi kantor Kecamatan Kundur Barat, mereka tidak setuju atas beroperasinya Kapal Isap Produksi (KIP) Timah milik swasta, di perairan laut Sawang. Mereka juga mengancam akan melakukan penghadangan dengan turun ke laut, jika pihak PT. Rangsang indo Sejahtera bersikeras melakukan penambangan.
Hal itu disampaikan salah satu tokoh pemuda Sawang, Igut, kepada Kundur News, Selasa (06/07/2021).
Dikatakannya, pengerukan timah yang akan dilakukan di Sawang, lebih banyak mudharat daripada manfaat. Disamping itu juga penambangan yang akan dilakukan oleh Nabila Group itu diduga sarat dengan kepentingan.
“Manfaat bagi masyarakat penerima kompensasi tak akan seberapa, dibandingkan dengan kerusakan alam yang membuat kita menderita sampai ke anak cucu karena sulit untuk melaut, karena akan terjadi kerusakan-kerusakan ekosistem,” kata Igut.
Untuk memperlancar usahanya itu, pihak PT Rangsang indo Sejahtera akan memberikan ganti rugi terhadap kerusakan ekosistem tersebut dengan memberikan kompensasi untuk para nelayan Sawang sebesar Rp 45 Juta, RT/RW sebesar Rp 20 Juta, Masyarakat Pesisir dan Pemuda Rp 20 Juta, Nelayan Desa Sawang Selatan 15 Juta Per Bulan.
Dikatakan Igut lagi, pengalaman yang kita dengar di salah satu desa, kompensasi akan dengan sendirinya berkurang seiring waktu berjalan.
“Kita lihat saja nanti, secara perlahan kompensasi akan berkurang dengan berbagai alasan seperti, produksi berkurang-lah, harga timah turun-lah, dan belum lain-lain lagi ceritanya,” kata Igut.
Maka dari itu Igut beserta rekan-rekannya itu bersikeras untuk melarang Kapal Isap Produksi Timah untuk masuk ke Parairan Sawang. Karena mereka yakin mayoritas masyarakat Sawang lebih banyak yang tidak setuju.
Camat Kundur Barat, Murnizam, belum dapat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut, seperti biasa dia tindak merespon saat dihubungi.*