Syrup mangrove
Syrup mangrove

Inhil – Pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) di kabupaten Indragiri Hilir banyak memproduksi produk lokal, salah satunya sirup mangrove.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) kabupaten Indragiri Hilir, Dhoan Dwi Anggara melalui Kepala bidang Industri H Arispuddin mengungkapkan sirup tersebut terbuat dari buah pidada yang sering ditemukan di pinggir laut.

“Ini adalah suatu inovasi baru yang perlu kita perhatikan dan kita bimbing untuk mendapatkan legalitas produk agar bisa bersaing di pasar lokal dan internasional,” kata H Arispuddin saat di temui diruang kerjanya, Kamis (27/5/21).

Kemudian mantan Kabid Perdagangan ini mengatakan produk lokal tersebut tidak hanya sirup mangrove saja tetapi masih ada beberapa produk lainnya.

“Survey yang dilakukan kami menemukan beberapa produk unggulan seperti Jahe, di kecamatan Kempas kelurahan Kempas Jaya, Desa Karya Tani Mas. Di Desa Harapan Makmur, kue tradisional, bahan sagu, seluruh masyarakat membuat kue baka, bahan baku dari sagu, dan sudah diperjual-belikan kemana-mana, Inhil Pekanbaru dan Batam,” ujarnya.

Kabid Perindustrian ini menuturkan kelemahan produk lokal yang ada di Inhil ini belum memiliki sertifikasi seperti label Halal, P IRT dan Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM).

“Produk kita memiliki kelemahan pada bagian legalitas atau sertifikasi, seperti BPOM level halal tak ada sehingga tidak memiliki seperti di pasaran,” tandasnya.

Kepala bidang Industri, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) kabupaten Indragiri Hilir, H Arispuddin
Kepala bidang Industri, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) kabupaten Indragiri Hilir, H Arispuddin

Selanjutnya, H Arispuddin mangatakan pihaknya akan melakukan edukasi pelatihan bekerjasama dengan UNRI, BPOM, dan MUI untuk mendukung dan mensupport produk unggulan tersebut.

“Ini menjadi PR di Inhil, untuk memerikan sentuhan-sentuhan buat mereka, hari ini kami melakukan koordinasi dengan Bapedda alhamdulilah mendapatkan dukungan. Keterbatasan SDM kita

“Kita jemput bola di lapangan, akan membantu mereka untuk mendapatkan legalitas produk. Dan akan diskusikan dengan BPOM, sebelumnya kami juga sudah bekerjasama dengan Tim dari UNRI dan Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) Provinsi Riau mereka support ingin membantu sesuai dengan kewenangan mereka,” jelasnya.

Terakhir Arispuddin menuturkan pihaknya akan membuat klinik IKM lengkap untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Kita membantu mencarikan solusinya melengkapi semua legalitas. Mudah-mudahan tahun ini produck unggulan kita di lengkapi agar bisa bersaing di pasar lokal dan di luar negeri, sehingga bisa membantu membangkitkan perekonomian di tengah pandemi covid 19 ini,” pungkasnya.*

Previous articleRatusan Siswa Daftar Program Kelas Beasiswa PT Timah di SMAN 1, 63 Orang Dinyatakan Lolos Administrasi
Next articlePengecekan Pos Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Di Wilayah Desa Tarempa Barat