Kundur News – Denpasar – Ancaman terorisme kini menjadi perhatian dari berbagai negara di dunia ditengah semakin meningkatnya aksi terorisme. Apalagi aksi terorisme kini menjadikan obyek wisata sebagai target aksi mereka. Upaya penanggulanganya juga memerlukan kerjasama antar negara di dunia.
“Oleh sebab itu, sangat krusial untuk memiliki institusi yang [berfungsi-red] mencegah dan melawan terorisme serta kerja sama yang kuat diantara institusi internasional dan antar negara,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada pembukaan APEC Workshop on Strengthening Tourism Business Resilience Against The Impact of Terrorist Attack di Nusa Dua-Bali, Selasa (9/5).
Pastika mengatakan Bali mendapat pelajaran keras dari aksi terorisme tahun 2002 yang mengguncang pariwisata dan ekonomi Bali, bahkan Indonesia. Bali yang sesungguhnya aman dan damai mendadak bisa jadi target teroris. Atas dasar tersebut perlu disadari bahwa teroris bisa menyerang dimana saja dan kapan saja dan ini mengancam pariwisata global.
Menko Polhukam RI Wiranto mengatakan ternyata banyak negara yang sangat peduli dengan isu terorisme di daerah tujuan wisata. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mendukung upaya-upaya kerjasama termasuk workshop untuk menyusun strategi bagaimana tujuan wisata aman dan nyaman dari ancaman terorisme.
“Pengalaman kita, kalau tujuan wisata diserang terorisme, maka mematikan daerah tersebut,” jelas Wiranto.
APEC Workshop ini dihadiri anggota APEC CTGW, yaitu Australia, Chile, Kanada, RRT, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Taiwan, Amerika Serikat, Selandia Baru, Thailand dan Vietnam. APEC Workshop on Strengthening Tourism Business Resilience Against The Impact of Terrorist Attack di Nusa Dua, Bali menurut rencana berlangsung mulai 9-10 Mei 2017.
Pada acara pembukaan dihadiri Menko Polhukam RI Wiranto, Kepala BNPT Suhardi Alius dan Ketua APEC CTGW Mr. James Nachipo.*