Keserakahan dan Kebencian akan Picu Konflik Antar Umat Beragama

Kundurnews – Denpasar – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak serta mengingatkan kepada umat beragama untuk menjauhi keserakahan dan kebencian. Mengingat kedua sifat manusia tersebut yang biasa menjadi sumber dari penderitaan, masalah, dan konflik dalam kehidupan bermasyarakat. Pesan itu disampaikannya Made Mangku Pastika pada saat menghadiri Perayaan 40 Tahun Sangha Theravada Indonesia (STI) di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar, Bali, Minggu (25/12).

Dimana ajaran mengenai sumber penderitaan itu ia peroleh dari seorang Bhikku terkemuka Bhante Pannavaro Mahathera. Pastika menyitir ajaran Bhante Pannavaro yang menyebutkan bahwa keserakahanlah yang membuat seseorang ingin memonopoli kebenaran dan memperoleh sesuatu melebihi dari kebutuhan serta keperluannya.

“Keserakahan membuat seseorang merasa ajarannya paling baik dan paling benar,” kata Pastika.

Pastika menilai, konflik bernuansa agama yang muncul belakangan ini dipicu oleh keserakahan dan kebencian. Kebencian, jika dipelihara akan beranak pinak menjadi amarah, iri, dendam dan sombong. Masalah dan konflik akan muncul jika manusia tak bisa menjauhi dua sifat itu.

Pastika berharap perayaan 40 Tahun STI menjadi momentum bagi seluruh Umat Budha untuk mengaktualisasikan ajaran Sang Budha yang berlaku universal yaitu welas asih.  STI sebagai lembaga yang mewadahi para pemuka Agama Budha juga diharapkan senantiasa mengedepankan semangat inklusif.

Para Bhikku diharapkan mampu  mengarahkan umatnya menjauhi sikap eksklusivisme  karena berpotensi memantik konflik dan membuat sebuah lembaga atau kelompok tertentu jauh dari lingkungan sosial. “Tetaplah terbuka namun tetap selektif,” ujar Pastika.

Sementara Ketua Panitia Perayaan 40 Tahun STI Pandita Madya Sudiarta Indrajaya meminta umat budha tetap membangun semangat saling mengasihi dan saling menghormati demi terciptanya kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. “Hal ini sesuai dengan tema perayaan yang kita angkat yaitu Karuna Santi Hening Karta, menebar kasih membangun kedamaian,”ucap Indrajaya.

Perayaan 40 Tahun STI juga diisi dengan pelepasan burung merpati dan doa untuk keselamatan bangsa dan negara. Perayaan 40 Tahun STI dihadiri pula oleh Danrem 163/Wirasatya Kolonel Inf. I Nyoman Cantiasa, para bhikku dari sejumlah daerah dan manca negara serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali Ida I Dewa Ngurah Suasta dan perwakilan PHDI Bali*

(Muliarta)

Previous articlePengukuhan Manajemen Operasional Pengelolaan Kawasan Pura Agung Besakih
Next articlePresiden akan Hadiri Peringatan Natal Bersama Tingkat Nasional Tahun 2016 di Minahasa.