Kundur News – Denpasar. Pemerintah Provinsi Bali melibatkan gerakan pramuka dalam upaya penanggulangan bencana alam yang terjadi di beberapa daerah di Bali. Ketrlibatan gerakan Pramuka merupakan upaya meningkatkan pembelajaran bagi gerakan Pramuka itu sendiri.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali, I Ketut Wija yang juga menjabat Ketua Gerakan Pramuka Kwarda Bali dalam keteranganya di daerah Kintamani, Bangli, Rabu (15/2). Mengatakan bahwa dilibatkannya gerakan pramuka merupakan satu bentuk implementasi pengetahuan bagi anggota pramuka Bali. Termasuk melatih kemampuan tanggap bencana dalam gerakan Pramuka peduli.
Ketut Wija menjelaskan gerakan tersebut tidak hanya sebatas memberikan bantuan tenaga di dapur umum dan evakuasi, namun juga dalam hal penggalian dana bantuan. Hingga saat ini, gerakan Pramuka Bali sudah berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp. 109 juta.
Menurut rencana bantuan tersebut akan disalurkan di 3 kabupaten yang mengalami bencana, yakni masing-masing daerah Banyuning, Singaraja sekitar 26 juta, daerah Tianyar, Karangasem sekitar 21 juta, serta daerah Kintamani, Bangli sekitar 62 juta.
Sebelumnya Wakil Gubernur Bali menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap adanya musibah bencana, salah satunya dengan tetap menjaga keharmonisan alam dan selalu menjaga lingkungan.
“Keharmonisan alam sangat penting, kita wajib menjaga lingkungan kita, jika ada lahan yang gundul maka perlu kita reboisasi” ujar Sudikerta
Terkait berbagai bantuan yang diterima, Wagub Sudikerta menghimbau penanggung jawab posko bantuan agar mendata setiap bantuan yang datang, dan yang terpenting dalam penyaluran diharapkan bisa secara merata dan tepat sasaran.
“Bantuan-bantuan yang diterima tolong disalurkan dengan seksama, jangan sampai salah sasaran, harus kita berikan kepada warga yang berhak yang menjadi korban bencana,” jelas Sudikerta.
Terkait rencana penanggulangan terhadap warga korban bencana yang kehilangan rumahnya, Wagub Sudikerta berencana melibatkan Unsur TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta gerakan pramuka untuk ikut membantu pengerjaan pembangunan bedah rumah.
Pihak BPBD juga diharapkan terus melaksanakan penanggulangan bencana dilokasi, serta mengevakuasi warga yang masih berada didaerah-daerah rawan agar musibah tidak terulang kembali.
Bencana tanah longsor di Provinsi Bali pada Kamis dan Jumat, 9-10 Februari 2017 terjadi di beberapa titik antara lain Kabupaten Bangli, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung dan Kabupaten Buleleng.
Dampak terparah bencana tanah longsor berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Selain menelan korban jiwa, longsor juga mengakibatkan lima rumah rusak berat, 11 kendaraan warga tertimbun tanah dan akses jalan terputus.
Kini warga masih bertahan di titik pengungsian di Dusun Brantas, Desan Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jumlah pengungsi mencapai 760 jiwa.*