kinerja-anjlok-saat-rupiah-terseok-pengusaha-salahkan-pemerintah

 

 

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyalahkan Pemerintah sehingga menyebabkan Rupiah terdepresiasi. Pasalnya, Aprindo menilai Pemerintah tidak konsisten dalam mengambil sejumlah kebijakan ekonomi.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, paket kebijakan pemerintah diterbitkan Presiden Jokowi untuk mengatasi pelemahan Rupiah juga bukan merupakan hal yang baru.

“Ini kesalahan ketidak konsisten yang dilakukan pemerintah sendiri. 2008 Permendag 70 kami debat, kami ingin jual 100 persen barang kita, ada tidak, daging saja kita impor. Saya ingatkan pihak pemerintah, kenapa kita tidak bisa produksi sendiri, ada sesuatu yang salah. Paket ini bukan barang baru, laksanakan yang sudah ada,” ujar Tutum saat acara Kongkow Bisnis PASFM 92,4 di Jakarta, Rabu (18/3).

Lemahnya Rupiah, lanjut Tutum, berbanding lurus dengan kenaikan harga jual sejumlah produk. Di mana yang paling terasa yakni produk berbahan baku impor.

“Harga pasti akan naik, industri aja sudah tidak kuat, ya kami naik karena kami kepanjangan tangan dari industri. Produk kami ada dua yaitu produk dalam negeri dan impor seperti elektronik,” tegasnya.

Lantaran hal itu, tambahnya, kinerja ritel juga tidak memenuhi target yang ada. “Biasa pertumbuhan di atas 10 persen, ini drop jadi 7-8 persen. Kemudian Rupiah kena, jatuhlah kita. Ekonomi kita terlalu rentan. Pemerintah tidak konsisten membuat kebijakan,” tandasnya.

 

 

http://www.merdeka.com/uang/kinerja-anjlok-saat-rupiah-terseok-pengusaha-salahkan-pemerintah.html

Previous articleJaringan, budaya cari jodoh di Pasar Pantura
Next articleKonferensi Asia Afrika diharapkan bisa dorong perdamaian dunia