Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kinerja menteri ekonomi pemerintah Jokowi selama enam bulan ini belum memuaskan. Bahkan, kepemimpinan kabinet kerja dinilai lebih buruk ketimbang kabinet Indonesia Bersatu saat era Susilo Bambang Yudhoyono.
Direktur Indef, Enny Sri Hartati mengatakan lemahnya kepemimpinan dalam kabinet kerja menjadi salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2015.
“Kinerja SBY lebih baik dari eranya Jokowi,” ujar Enny dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (9/5).
Menurut dia, tim ekonomi Jokowi tidak mempunyai kalkulasi kebijakan ekonomi tepat sehingga malah berdampak negatif pada masyarakat. “Tiga bulan penurunan ekonomi signifikan, ekspektasi masyarakat tinggi justru bukan perbaikan,” jelas dia.
Meski demikian, Enny mengakui adanya proses transisi pemerintah dari SBY ke Jokowi yang turut menyumbang perlambatan ekonomi pada kuartal I 2015. Tetapi, kata Enny seharusnya hal tersebut dapat diantisipasi sejak awal. “Memang ada transisi pemerintah, berimplikasi pada perubahan kabinet dan nomenklatur. Tapi ini menunjukkan koordinasi lemah dan leadership lemah,” ungkapnya.
Enny menambahkan harusnya pada triwulan I ini Kabinet Kerja sudah menunjukkan kinerja seperti apa yang telah dijanjikan, dan harus sesuai dengan visi Jokowi yaitu Revolusi Mental, yakni perubahan yang cepat.
Sayangnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan 2015 hanya sebesar 4,71 persen, angka tersebut tidak sesuai dengan pertumbuhan yang diasumsikan oleh pemerintah dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen.
“Belum lagi target meningkatkan penerimaan negara, penerimaan negara harusnya 30 persen boro-boro naik malah turun,” tutup dia.
+
+
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-fakta-artis-seksi-jual-diri-di-prostitusi-online/selain-aa-mucikari-punya-200-psk-artis.html