Karimun. Kundur News.
Usai sudah pelaksanaan upacara hari besar Pendidikan Nasional, berbagai penghargaan yang dikucurkan sang pemimpin sebagai motivasi peningkatan mutu pendidikan, setidaknya mampu mendorong prestasi tenaga pendidik, demi terciptanya bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Namun tidak hanya cukup disitu, masih banyak hal yang menjadi renungan kita sebagai warga Negara Indonesia terutama pendidikan dan moralitas yang ada di bangsa kita saat ini. Masih banyak muncul masaalah yang timbul dari dunia pendidikan itu sendiri.
Sungguh ironis, bangsa yang ingin berkembang, bangsa yang beragama, seharusnya menjadi bangsa yang cerdas dan mempunyai moralitas yang kuat. Nyatanya apa yang terjadi di bangsa ini. Masalah pendidikan dan moralitas semestinya ditata rapi demi peningkatan mutu pendidikan, kini malah dijadikan budaya untuk mendapatkan untung semata, bisnis, harta panas, uang haram yang tidak henti hentinya berkesinambungan.
Biaya pendidikan yang mahal, banyak anak yang putus sekolah hanya karena tidak sanggup membayar pendidikan, pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan hanya bagi orang yang mampu. Itulah sebabnya pemerintah memberikan berbagai jenis asupan dana baik itu yang namanya BOS,DAK, DPP, BSM, KIP dan Lainnya, untuk tidak ada lagi ‘si miskin’ yang tidak sekolah, tidak ada lagi bangsa yang putus sekolah, dan tidak ada lagi terdengar bahasa yang ‘bodoh’ karena itu semua sudah menjadi kewajiban setiap warga negara, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun realita yang ada, Peningkatan mutu pendidikan masih jauh dari harapan.
Dunia pendidikan sudah dikotori dengan prilaku oknum oknum penyelenggara pendidikan itu sendiri yang tidak pernah cukup cukup alias rakus, mulai dari tingkat bawah sampai ke atas, mereka saling berbagi, saling sunat mendapatkan jatah. Biaya bantuan pemerintah baik yang datangnya dari pusat maupun daerah semakin mengkhawatirkan, sehingga program pemerintah menjadi tidak tepat sasaran, walaupun ‘si miskin’ tetap saja sekolah, namun mutu pendidikan menjadi terabaikan. Sungguh ironis. Penyelenggara pendidikan saja mengalami kebobrokan moral/karakter, bagaimana untuk merubah generasi bangsa dengan moralitas yang kuat?!.
Tidak transfarannya penggunaan dana-dana bantuan pemerintah, baik itu Biaya Operasional Sekolah (BOS), Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah bukti bobroknya penyelenggara pendidikan.
Baru baru ini, Penyelenggara Pendidikan Kabupaten Karimun provinsi Kepulauan Riau, dalam hal ini tim Pembina Biaya Operasional Sekolah (BOS) Karimun melakukan monitoring disalah satu sekolah di Kundur, Karimun Kepulauan Riau terkait dugaan penyalahgunaan dana BOS. Sepintas boleh kita acungkan jempol.
Sangat miris. Hasil pantauan mereka sangat berbeda dengan hasil investigasi wartawan di lapangan.
“Setelah kita telusuri, sejauh ini belum kita temui indikasi penyalahgunaan dana bantuan, kita tunggu hingga akhir bulan ini”. Ujar Riowati selaku Pembina dana BOS Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, saat di hubungi melalui selurer (27/04/2015).
Ironis! Ungkapan petinggi penyelenggara pendidikan, jauh berbeda dengan hasil wawancara dan pantauan awak media dilapangan. Sumber menyebutkan, Oknum kepala sekolah menggunakan biaya BOS tersebut untuk keperluan pribadinya setiap bulan. Dan tidak hanya itu, biaya pembangunan dan biaya rehabilitas sekolah, oknum Kepala sekolah juga memberikan jatah-jatah masing masing penyelenggara pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi ke Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Dengan kejadian tersebut, mampukah para generasi muda kita terdidik menjadi bangsa yang bermoral dan berakhlak mulia?
Hal ini sepatutnya menjadi perhatian para pemimpin bangsa.Menjadi perhatian kita bersama.
Buruknya penyelenggaran Pendidikan sudah meneteskan noda hitam bagi dunia pendidikan kita hingga menjadi sebuah borok. Bukan malah bikin maju dunia pendidikan tapi malah bikin mundur kebelakang
Hari Pendidikan Nasional kali ini membuat kita merenung dengan perasaan kecewa yang mendalam, kualitas pendidikan telah ternoda, dan ironisnya noda tersebut diteteskan oleh penyelenggara utama dan penanggung jawab pendidikan secara nasional. Kita hanya bisa berharap kepada generasi bangsa kedepan semoga pendidikan di Indonesia lebih baik kedepan. Amin.
Nantikan beritanya :
@Zulhasnol. Komda Reclassering Indonesia wilayah Karimun Kepulauan Riau. Mengecam Keras Oknum Prilaku penyelenggara Pendidikan Karimun
@Sudarno. Ketua Asosiasi Pers Kepulauan Kundur berkunjung ke Batam dan Tanjung Pinang. menggandeng sejumlah Ormas se Kepri, untuk menyurati secara resmi Anies Baswedan terkait prilaku memalukan penyelenggara Pendidikan Karimun.