Kundur News – Denpasar – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan seluruh generasi muda Bali untuk manfaatkan teknologi informasi untuk mempersatukan bangsa. Langkah tersebut dalam upaya mengajak generasi muda Bali untuk bijak dalam menggunakan teknologi informasi.
“Kemajuan teknologi Informasi dan transportasi jangan dijadikan sebagai ajang pemecah belah diri kita (generasi muda-red), harusnya semua untuk mempersatukan kita”, kata Pastika kepada awak media setelah menjadi Inspektur Upacara pada peringatan ke-89 Hari Sumpah Pemuda tingkat Provinsi Bali di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu (28/10)..
Pastika mengatakan sudah saatnya generasi muda melawan segala hal yang berupaya memecah belah bangsa. Apalagi bukan saatnya lagi rebut akibat hal-hal sepele akibat salah dalam memanfaatkan teknologi informasi.
”Generasi muda sekarang harus maju ke depan, hadapi tantangan Global yang semakin hari semakin keras,” tujar Pastika.
Sementara saat menjadi Inspektur Upacara, Gubernur Pastika berkesempatan membaca Pidato Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi, tentang Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 Tahun 2017.
Dalam pidatonya, Menpora juga menekankan tentang pentingnya arti persatuan di tengah derasnya laju teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, sesuai dengan tema Hari Sumpah Pemuda 2017, Berani Bersatu.
Ia menyayangkan dengan berbagai macam kemudahan yang dimiliki era ini, generasi muda mudah sekali memvonis orang, mudah sekali berpecah-belah, saling mengutuk satu dengan yang lain serta menebar fitnah.
“Padahal, dengan kemudahan teknologi dan sarana transportasi yang kita miliki saat ini, seharusnya lebih mudah buat kita untuk berkumpul, bersilaturahmi dan beriteraksi sosial,” kata Pastika membacakan pidato Menpora.
Setidaknya menurut Menteri Imam Nahrawi, generasi muda harus mewarisi semangat Pemuda saat itu. Walaupun terpisah oleh jarak hingga ribuan kilometer, dan teknologi tidak mudah seperti sekarang, namun semangat mempersatukan diri sangat kental. Hingga akhirnya sebanyak 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air, berkumpul di Jalan Kramat Raya, Kwitang, Jakarta, dan berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
“Semua pemuda itu berasal dari lintas suku, agama dan daerah, dan mereka mengikrarkan diri sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu: Indonesia.
Lebih jauh, saat ini Presiden RI Ir. Joko Widodo telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017, tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor, Penyelenggaraan Kepemudaan.
Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan pemuda Indonesia terus digelorakan. Bersama pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan sektor swasta semua bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928.*