Kundur News – Richard Umar mengendarai mobil buntungnya menuju gerbang pemakaman dan berhenti di dekat kumpulan batu nisan. Dia kemudian turun dan berjalan mendekati deretan batu nisan.
“Ini makam orangtua saya,” kata dia seraya merapikan karangan bunga di gundukan tanah itu, seperti dilansir koran the New York Times, Jumat (27/5).
Umar, pria 66 tahun itu, adalah pensiunan pegawai perusahaan listrik dan dia juga diserahi tugas yang cukup penting: menjaga warisan simbol keagamaan dalam sejarah Amerika. Pemakaman itu, yang dihiasi simbol bulan sabit di gerbang dan batu-batu nisannya, adalah bukti warisan komunitas muslim berusia hampir 120 tahun. Tak jauh dari situ, sedikit di atas bukit, berdiri sebuah masjid tertua di Amerika Serikat.
Masjid di Negara Bagian North Dakota itu didirikan oleh para pendatang yang berasal dari daerah Syam (Suriah dan Libanon sekarang) pada 1929. Setelah terbengkalai dan rusak, generasi keturunan para pendatang itu dan sejumlah warga Kristen yang bersahabat sejak lama, membangun kembali masjid itu pada 2005.
Rumah ibadah itu cukup sederhana. Ukurannya hanya sekitar lima kali lima meter. Di atapnya ada kubah dari alumunium dan empat menara. Letaknya beberapa ratus meter dari jalan utama di pinggiran Kota kecil Minot yang berpenduduk 200 jiwa atau sekitar 96 kilometer sebelah barat kota itu.
masjid tertua di Amerika Serikat new york times
Meski masjid itu jarang dipakai, bahkan di bulan suci Ramadan sekalipun yang akan dimulai 5 Juni nanti, tapi bangunan itu mempunyai makna bagi warisan dan kebanggaan muslim Amerika.
Di tahun pemilu presiden ini, warga muslim ikut meramaikan peta perpolitikan di Negeri Paman Sam. Keberadaan masjid ini menjadi simbol bahwa muslim sudah menjadi bagian dari sejarah Amerika sejak lama.