Kundur News – Karimun – Keluhan masyarakat Karimun terhadap listrik PLN Rayon Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepri yang tidak berjalan normal (sering padam tidak menentu) belakangan ini menjadi pembicaraan hangat dan sorotan media massa.
Pasalnya, kekhawatiran masyarakat Karimun dengan kondisi listrik PLN yang “semrawut” atau kacau balau saat ini, berdampak bagi barang-barang elektornik dan rawan terjadinya kebakaran akbat konselting.
Semrawut listrik PLN di Karimun, juga terjadi di PLN Ranting Kecamatan Buru. Sehingga masyarakat di daerah tersebut “berang” dengan pihak setempat.
Irwansyah mengatakan, listrik hidup mulai dari pukul 17.30 WIB padamnya pukul 06.30 WIB. Selain tidak normalnya hidup listrik PLN Ranting Kecamatan Buru yang memilik 4 unit mesin hanya dua saja dioperasikan, pelayanannya juga “tidak beres”.
“Dari 4 mesin itu, dua diantaranya mengalami kerusakan sejak tahun 2004 lalu. Parahnya, listrik yang dihidupkan tidak sampai dua jam. Sejak kacau balaunya listrik PLN bulan Agustus ini, tarif per bulannya langsung melambung tinggi mencapai 100% dari sebelumnya,” ungkap salah seorang warga Kecamatan Buru itu didepan Wakil Bupati Karimun, Aunur Rafiq, Sabtu (15/8/2015).
Selain meminta listrik PLN berjalan normal, Irwansyah lagi juga meminta adanya teknisi yang ahli untuk mengontrol, mengecek mesin-mesin yang ada di PLN Ranting Kecamatan Buru.
“Yang mengontrol dan mengecek mesin-mesin itu hanya pegawai di kantor tersebut saja, bukan teknisi sebenarnya. Ketik listrik PLN padam, bermacam alasan yang disampaikan ke warga. Bisa saja itu ‘rekaya’ mereka saja karena tidak mengerti,” katanya lantang.
Mengenai hal ini Wabup Karimun meminta kepada seluruh masyarakat Kecamatan Buru untuk tidak melakukan gerakan (demo).
“Keluhan yang disampaikan akan diselesaikan secepat mungkin, diminta kepada masyarakat tetap tenang. Tanggal 18 Agustus, saya akan menjumpai untuk berkoordinasi dengan Kepala PLN PLN Rayon Tanjung Balai Karimun, Dedi Januar. Hasilnya akan disampaikan kepada Camat Buru, Hasan,” ucap Rafiq.
nk