Pancang bibit propagul yang mengganggu aktifitas nelayan
Pancang bibit propagul yang mengganggu aktifitas nelayan

Sawang – Puluhan nelayan wilayah mengkuse, Desa Sawang Selatan, Resah dengan dilakukannya penanaman propagule atau benih mangrove diwilayah tepi laut Mengkuse, Kundur Barat. Lokasinya sudah rimbun dengan pohon bakau, kembali ditanami benih bakau dengan pancang-pancang yang menggangu area tangkap udang.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Sawang Selatan, M Amir, mengatakan kehadiran program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepri, program tersebut terlalu mengada-ngada dan tidak tepat sasaran.

“Penanaman seharusnya dikoordinasikan terlebih dahulu dengan nelayan atau penduduk setempat. Jangan asal tanam sehingga sangat mengganggu masyarakat untuk menjaring udang. Lagian untuk apa lagi kawasan yang sudah rimbun dengan bakau lagi ditanami benih bakau,” ungkapnya, Kamis (05/11/2020).

Menurutnya lagi, ada kurang lebih ribuan pancang yang telah menggangu aktifitas nelayan Mengkuse. “Untuk bersampan aja susah, apalagi untuk menebar jala,” katanya.

Melalui pemberitaan ini, M Amir, meminta pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kepri untuk segera mencabut pancang-pancang yang ada saat ini.

“Kami minta pihak terkait untuk segera mencabut pancang-pancang yang sangat mengganggu aktifitas kami tersebut. Silakan tanam ditempat lain, tempat kami ini tanpa ditanami bakau juga bisa hidup dengan sendirinya. Tak payah mengeluarkan banyak uang itu terlalu mengada-ngada. Kalaupun menjalankan program silakan tapi jangan main tinggal, kami minta terus diawasi sehingga tidak merugikan masyarakat yang lain,” pintanya.

Hutan Mangrove disalah satu sisi di Mengkuse, Sawang Selatan, Kuba
Hutan Mangrove disalah satu sisi di Mengkuse, Sawang Selatan, Kuba

Info yang didapat, penanaman propagul merupakan penanaman yang dilakukan oleh kelompok tani dari Mukalimus, yang masuk ke area Mengkuse. Pendamping penanaman, Rasidan mengatakan, penanaman mangrove dari wilayah Sawang hingga masuk ke wilayah pantai Mengkuse dikarenakan mereka bekerja sesuai peta.

“Kita bekerja sesuai dengan peta. Nanti kita koordinasikan dengan Lurah setempat,” kata Rasidan.

Kepala Desa Sawang Selatan, Puryanto, saat dihubungi mengaku tidak tahu wailayahnya masuk sebagai tempat penanaman mangrove.

“Kita memang tidak mengetahui masuknya wilayah kita sebagai tempat penanaman bakau. Baru tahu setelah masyarakat datang menanyakan hal tersebut. Karena memang tidak ada laporan ke kita,” kata Puryanto.*

Previous articleIWO Inhil Taja Webinar Nasional dalam Rangka Sambut Era Digitalisasi
Next articleOperasi Zebra Seligi-2020 Sat Lantas Polres Kepulauan Anambas: Pengendara di Anambas Semakin Patuh