+
+
+
Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait kondisi ekonomi Indonesia terkini yang dihantam ketidakpastian ekonomi global. Menurut Jokowi, tidak hanya Indonesia yang merasakan pelemahan ekonomi, namun hampir seluruh negara dunia.
Jokowi mengatakan telah melakukan koordinasi bersama otoritas moneter Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga kondisi ekonomi makro dalam negeri tetap kondusif.
“Kita telah keluarkan stabilisasi fiskal dan moneter termasuk pengendalian inflasi. kita terus menggerakkan mesin pertumbuhan dengan mendorong percepatan belanja pemerintah melalui daya serap anggaran,” ucap Jokowi ketika konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/9).
Selanjutnya, Jokowi klaim telah melakukan langkah-langkah penguatan neraca pembayaran dengan mengendalikan harga komoditi pokok seperti BBM dan pangan.
“Kemudian kita juga sudah bentuk tim evaluasi dan pengawasan realisasi anggaran. Selanjutnya kita sudah membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit yang mendorong penggunaan CPO sebagai campuran bahan bakar Solar,” tegas Jokowi.
Jokowi juga klaim telah melindungi ekonomi masyarakat pedesaan dengan mengembangkan usaha mikro dan kecil. Jokowi telah menurunkan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 22 persen menjadi sekitar 11 persen.
“Percepatan pencairan dan penyederhanaan dana desa pembangunan infrastruktur di pedesaan secara padat karya. penambahan alokasi beras sejahtera dengan adanya kuota dua bulan.”
Namun demikian, Jokowi mengakui langkah di atas belum cukup untuk menggerakkan ekonomi nasional. “Kini pemerintah meluncurkan paket kebijakan tahap pertama September 2015,” tutupnya.