Kundur News – Denpasar – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali diharapkan meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat. OJK diminta tidak hanya terfokus melakukan pendampingan dan juga advokasi mengenai keuangan kepada masyarakat tetapi mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang akses keuangan yang baik. Harapan tersebut disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta pada acara peresmian Kantor OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara di Jalan Diponegoro, Denpasar, Jumat (19/5).
Ia menambahkan tingkat literasi keuangan dan ketercakupan masyarakat tentang akses keuangan masih relatif rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman, kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sumber daya keuangan masih rendah, diharapkan ke depan masyarakat Bali akan segera bergerak ke arah ekonomi yang lebih modern. “Mudah-mudahan dengan kantor baru semangatnya lebih menggebu-gebu untuk melayani masyarakat Bali,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Wagub Sudikerta juga berharap OJK bersama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bisa terus meningkatkan akses layanan keuangan daerah khususnya bagi masyarakat dan UMKM yang membutuhkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Ketua Dewan Ketua Dewan Komisioner OJK RI Muliaman Hadad mengatakan dengan adanya kantor OJK di Bali diharapkan perekonomian Bali tumbuh dan berkembang. Menurutnya perlu ada edukasi, literasi, pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan di masyarakat. Pihaknya juga sudah menyiapkan strategi perlindungan konsumen keuangan sebagai upaya melindungi konsumen industry jasa keuangan di Indonesia.
Ketua OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi mengatakan dengan diresmikannya kantor OJK Regional 8 di Denpasar, selain berfungsi sebagai pelayanan jasa keuangan, juga sebagai ruang publik, dimana di lantai I kantor OJK Bali tersedia sarana edukasi keuangan untuk masyarakat dan UMKM.
Zulmi mengatakan Kantor OJK regional 8 memiliki peran strategis di daerah. Tidak hanya melakukan pengawasan lembaga jasa keuangan, tapi juga pengawasan pengelolaan lembaga non bank serta melakukan edukasi dan perlindungan konsumen. Menurut Zulmi, indeks literasi keuangan di Bali terus meningkat sejak tahun 2013 dan saat ini berada di atas nasional.*
