ANAMBAS – Ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas terlihat sepi pasca himbauan dan sosialisasi oleh sejumlah tim gugus tugas Covid-19, masyarakat Anambas memilih dirumah dan tidak melakukan aktivitas diluar.
Tak pelak mengalami dampak dari himbauan tersebut seluruh kedai kopi, kedai makan, restoran bahkan transportasi antar wilayah menggunakan speedbout mengalami sepi dari penumpang.
“Aktivitas masyarakat cukup sepi. Sudah pasti akan berdampak terhadap pendapatan ekonomi. Saya harapkan hal ini segera berlalu dan tidak berkepanjangan penyebaran Covid-19 untuk Indonesia,” kata Muhamad Fadil Hasan, SH selaku tokoh masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas saat di temui, Rabu (25/3).
Ia menilai, beberapa hari ini setelah dirinya survei dilapangan dampak dari penurunan ekonomi telah terjadi dan itu diprediksi sekitar 30-50 persen. Hal itu berdasarkan keluhan dari sejumlah kedai makan, kedai kopi bahkan tukang ojek juga mengeluhkan tidak adanya penumpang yang membutuhkan jasa mereka.
“Disinilah hadirnya pemerintah untuk melihat, membantu dan memberi jaminan ekonomi masyarakat. Saya harapkan Pemda harus pantau terhadap karyawan swasta yang bekerja di restoran yang dirumahkan harus mendapatkan gaji seperti sedianya. Jangan sampai mereka tidak bisa makan karena di putuskan kerja,” jelasnya.
Ia juga mendesak kepada Pemda Anambas khususnya Dinas Perdagangan untuk memantau secara langsung terhadap nilai harga pasar yang akan terjadi dan sedang terjadi. Selain itu ia juga menegaskan bahwa jangan sampai ada pedagang memanfaatkan situasi siaga darurat bencana non alam ini untuk menimbun bahan sembako.
“Sangat perlu pemantauan secara terus menerus secara langsung. Saya harapkan Pemda harus bisa memberi jaminan terkait kehidupan masyarakatnya lebih baik. Saya nilai Pemda juga telah berupaya melakukan sosialisasi dan gencar terhadap antisipasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Anambas,” ungkap dia.*