INHIL – Telah terjadi pelanggaran secara masif jelang musyawarah kabupaten (muskab) Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Dugaan pelanggaran itu diperkuat oleh pernyataan beberapa peserta muskab yang didatangi oleh pihak panitia muskab PBVSI itu sendiri, dengan tujuan meminta tanda tangan bentuk dukungan terhadap salah satu calon.
Diketahui ada dua calon yang maju menjadi Ketua PBVSI Kabupaten Inhil pada Muskab PBVSI Inhil yang bakal dihelat pada tanggal 14 Agustus 2021 mendatang namun secara resmi belum ada pemberitahuan kepada klub yang memiliki hak pilih.
Pemilih Muskab PBVSI dari Ketua klub voli Sungai Luar, Sujarsono mengatakan, pelanggaran itu terjadi ketika pihak panitia menyodorkan surat untuk ditandatangani olehnya sebagai bentuk dukungan kepada salah satu kandidat calon.
“Yang datang itu langsung panitianya menyodorkan satu nama kandidat untuk ditandatangani diatas materai 10 ribu sebagai bentuk dukungan, Ya tentu saya tolak karena saya tahu ada calon kandidat lain yang maju, tapi kok seperti itu panitianya hanya menyodorkan 1 kandidat calon, malah mengajak ikut mendukung pula,” kata Sujarsono melalui telpon.
Selain itu undangan peserta muskab PBVSI Inhil untuk dirinya juga tidak Ia dapatkan dari pihak panitia.
“Jika seperti ini caranya saya tidak setuju, saya juga berharap semua sportif dalam Muskab ini terutama pihak panitia,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ketua klub voli Pulau Palas, Muhammad Sidik juga mengaku bukannya mendapat undangan dari panitia muskab, malah disodorkan surat yang harus ditandatangani sebagai bentuk dukungan terhadap salah satu calon kandidat.
“Seminggu yang lalu salah satu dari panitia Muskab mendatangi saya di sebuah warung kopi untuk menyodorkan dan menandatangani bentuk dukungan terhadap salah satu calon kandidat, karena saya tidak tahu ada 2 calon kandidat juga hanya tertulis 1 nama saja di surat tersebut, ya saya tanda tangani surat itu,” tuturnya.
Ia berharap kepada panitia kegiatan Muskab nantinya lurus-lurus saja dalam bentuk pemilihan Ketua PBVSI Inhil.
“Transparan, suci dan murni saja lebih baik,” ujar Sidik.
Hal yang sama juga diutarakan Riza Liviza Stigna, Ketua klub voli Pekan Arba, saat ditemui di GOR Tasik Gemilang Sungai Beringin. Ia dengan tegas mengatakan Muskab lebih baik ditunda jika dugaan kecurangan akan terjadi pada Muskab PBVSI nantinya.
“Lebih baik ditunda saja daripada terjadi kecurangan. Ini sudah diluar jalur prosedur dan tidak sportif,” ungkapnya.
Riza mengatakan hal demikian bukan tanpa sebab, karena pemberitahuan dan undangan Muskab PBVSI Inhil tidak Ia terima.
“Undangan resmi Muskab PBVSI tidak ada saya terima, hanya dari mulut ke mulut saja. Selain itu jika saya tahu ada dua calon kandidat Ketua PBVSI Inhil, jelas saya tidak akan menandatangani surat pernyataan dukungan terhadap 1 calon yang disodorkan oleh pihak panitia itu,” sebut Riza.
Sementara itu, ketua Panitia Muskab PBVSI Inhil tahun 2021, Zardewantoro ketika dikonfirmasi memaparkan rencana awal Muskab PBVSI Inhil tanggal 14 Agustus 2021 di Aula hotel Telaga Puri dengan jumlah peserta pemilih sesuai petunjuk Ketum PBVSI sebanyak 24 orang. Ia juga mengakui bahwa saat ini ada dua kandidat yang maju pada Muskab tersebut.
“Wacananya baru 2 orang karena tanggal 12 akan dijaring kembali, apakah ada penambahan atau bahkan bisa lebih dari dua calon nantinya,” ungkapnya.
Disinggung mengenai pernyataan dari para pemilih Muskab, bahwa ada pelanggaran yang dilakukan oleh pihak panitia Muskab terjadi sebelum Muskab PBVSI, Ia malah dengan gamblang mengatakan menjadi hal yang lumrah dan sering terjadi.
“Ya gimanalah, saya rasa sudah lumrah dan tak bisa dipungkiri dimanapun itu, yang pastinya kita butuh yang terbaik untuk Inhil. Saya bukan orang Tembilahan loh, tapi saya ingin Inhil ini bagus dalam bidang voli ini,” tutur Zardewantoro atau biasa dipanggil Pak Cecep ini.
Bahkan Ia menyinggung masalah pengusutan dana organisasi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Inhil di Tipikor Inhil.
“Di Inhil tidak pernah ada turnamen Voli dengan alasan tidak adanya dana, tapi tau-tau ada panggilan dari Tipikor masalah dana, bukan hanya KONI tapi seluruh cabor (cabang olahraga, red), lebih tahu saya masalah bola voli ini saya juga pengurusnya,” tukasnya.*