Tanjungbatu – Tiga rehab gedung dan satu bangunan baru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Kundur, di Jalan A Yani Tanjungbatu, diduga mangkrak. Orang tua siswa terpaksa patungan untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
Salah satu sumber orang tua siswa mengatakan, bangunan yang menelan biaya kurang lebih Rp 600.000.000 itu merupakan hibah dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, sayangnya bangunan hanya diselesaikan pihak kontraktor kurang lebih 80%.
“Bangunan hanya selesai kurang lebih 80%, jadi kami bersama orang tua wali murid berinisiatif mengeluarkan uang secara patungan untuk menyelesaikan bangunan sekolah tersebut,” ujar sumber salah satu dari wali murid MIN 3 Kundur, Kamis (27/02/2020).
Dikatakannya, inisiatif orang tua siswa dan wali murid dalam penyelesaian bangunan sekolah tersebut dalam upaya memberikan rasa nyaman kepada anak-anak mereka dalam proses berlajar mengajar.
“Menurut rencana lantai-lantai di kelas-kelas akan kami keramik, karena jika tidak, lantai bangunan tersebut sangat berdebu. Begitu juga dinding bangunan, jadi kami akan melakukan pengecatan,” kata dia.
Sumber wali murid lainnya menimpali dengan permintaan pertanggungjawaban pihak kontraktor dalam penyelesaian bangunan sarana pendidikan tersebut, atau pihak pemerintah Provinsi Kepri.
“Pihak kontraktor sebenarnya mesti menyelesaikan pembangunan tersebut, hal ini mesti ada kordinasi kepada pihak Pemerintah Provinsi Kepri,” kata sumber.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Kundur, Fatmawaty, saat dilakukan konfirmasi membenarkan bangunan tersebut belum 100% selesai. Dikatakannya juga, terkait biaya patungan pihak orang tua siswa, dirinya menyerahkan sepenuhnya kebijakan tersebut kepada komite sekolah.
“Terkait patungan, itu sepenuhnya inisiatif orang tua siswa melalui komite sekolah, karena ini sifatnya sukarela,” ujar Fatmawaty, baru-baru ini.
Dalam pantauan Kundur News, sebanyak satu lokal bangunan baru dan tiga lokal rehab bangunan lama dibangun bertingkat. Keseluruhannya tidak di cat dan tidak berlantai keramik, sehingga berdebu dan membuat anak-anak menjadi tidak betah, dah bahkan ada yang sakit.*