Kundur News – Denpasar – Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengusulkan agar pendidikan AIDS menjadi program intrakurikuler bagi sekolah-sekolah di Bali. Mengingat para remaja usia sekolah memiliki resistensi paling cepat terpengaruh pergaulan, sehingga harus diberikan pengetahuan guna memahami faktor penyebar HIV/AIDS. Hal tersebut disampaikan Wagub Sudikerta dalam acara penilaian Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) Tahun 2017 di SMAN 1 Sukawati, Rabu ( 18/10).
BACA: 50% Usia Produktif Terinfeksi HIV/AIDS Adalah Pelajar
“Para remaja dan generasi muda adalah aset bangsa yang menentukan kemajuan bangsa kita kedepan, mereka paling cepat dan rentan terpengaruh pergaulan, jadi mereka kita berikan pembelajaran dan pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab, pencegahan dan bahaya HIV/AIDS, sehingga nantinya mereka juga bisa membantu peran pemerintah untuk mengedukasi dan memberikan sosialisasi kepada rekan-rekan sejawat maupun lingkungannya agar terhindar dari bahaya HIV/AIDS. Dan alangkah bagusnya apabila upaya ini bisa menjadi salah satu program intrakurikuler sekolah-sekolah di Bali,” tegas Sudikerta.
Sudikerta juga memaparkan faktor-faktor tingginya penyebaran HIV/AIDS diantaranya seks bebas dengan berganti-ganti pasangan, penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan jarum suntik berganti-gantian, penggunaan peralatan yang tidak steril seperti pisau cukur, jarum suntik, transfusi darah maupun pada bayi yang diturunkan dari ibunya. para remaja diharapkan untuk menghindari faktor-faktor tersebut, sehingga bisa menekan penyebaran HIV/AIDS di Bali.
Ia pun memberikan peringatan keras bagi sektor-sektor usaha yang ikut mempengaruhi tingginya penyebaran HIV/AIDS diantaranya tempat hiburan malam, salon, spa dan lain sebagainya yang menyediakan layanan prostitusi. Masyarakat dan pemerintah daerah hingga level terbawah yakni tingkat desa pun diharapkan berperan mengawasi lingkungannya apabila ada peredaran narkoba maupun prostitusi.
“Bagi pemerintah daerah mari atur pencegahan penyebaran HIV/AIDS ini dalam bentuk perda, dan ditingkat desa buatkan awig-awig, jangan sampai ada tempat hiburan seperti kafe-kafe yang menyediakan layanan prostitusi, awasi jangan sampai ada warganya yang terlibat penyalahgunaan narkoba, jika ada tindak tegas, tegakkan perda maupun awig-awig itu, hukumannya harus berat, agar bisa memberikan efek jera,” kata Sudikerta.
Kepala Sekolah SMAN 1 Sukawati Gusti Made Puja Armaya mengungkapkan langkah-langkah nyata yang sudah diambil KSPAN SMAN 1 Sukawati dalam mendukung pencegahan penyebaran HIV/AIDS yakni berupa sosialisasi di lingkungan intern maupun ekstern sekolah. Adapun kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di ekstern sekolah yakni berupa sosialisasi kepada anak-anak sekolah tingkat SMP dilingkungan Kecamatan Sukawati dan sosialisasi ke warga masyarakat 15 banjar di Kecamatan Sukawati dan Ubud.*