Tanjungbatu – Menjalani profesi sebagai sopir mobil jenazah bagi sebagian orang merupakan panggilan diri, bukan uang semata tapi lebih kepada agar mereka ingin menjalani hidup yang lebih bermanfaat.
Bagi masyarakat pulau Kundur, siapa yang tak kenal dengan Bang JAM, nama aslinya adalah H Saharudin. Panggilan JAM ada yang menyebut singkatan dari Jemput Antar Mayat, padahal sapaan Jam adalah panggilannya sejak dari kecil. Namun Jam mengiyakan singkatan tersebut. Sangat menggelitik hati, bukan ?.
Jam adalah Pria kelahiran Tanjungbatu Kundur, 25 Mei 1954, merupakan pensiunan PNS, pegawai kantor Camat Kundur sepuluh tahun yang lalu.
“Sudah sepuluh tahun saya pensiun, sedangkan menjadi supir mobil jenazah ini sudah kurang lebih 20 tahun,” kata Jam kepada kundurnews.co.id Selasa (07/07/2021).
Dengan kata lain, tidak ada kata pensiun bagi dirinya, karena profesi itu terus berlanjut hingga sekarang ini. Bagi Jam dia menjalaninya dengan penuh ikhlas dan senang hati.
Selama menjadi sopir mobil jenazah sudah 20 tahun, banyak pengalaman yang dia rasakan. Sudah tak terhitung berapa jenazah yang diangkut di mobilnya. Baik suka maupun duka.
Terkait biaya, tak ada tarif khusus bagi ahli waris ketika jenazah diangkut, itu semua tergantung kehiklasan bagi yang memberi. Karena yang paling penting bagi Jam, telah ikut fardu kifayah, menyelesaikan dan mengantarkan jenazah hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
“Ada juga yang memberi seikhlasnya akan kita ambil, dan ada juga yang tidak memberi itu bukanlah tujuan utama. Karena bagi kita yang utama adalah membantu menyelesaikan jenazah dengan iklhas Lillahi ta’ala,” ucap Jam.
Jam menceritakan, dulu dirinya melayani pengantaran jenazah hingga se-Pulau Kundur, oleh karena saat ini masing-masing desa sudah punya Ambulance, jadwal dirinya lebih sedikit lega.
“Kalau dulu pernah mengantar jenazah, dan pulang sampai malam hari. Dari Urung, Tanjungbatu, terus ke Prayun, dan pulang malam. Itu sekitar 10 tahun yang lalu. Sekarang Alhamdulillah, masing-masing desa banyak yang sudah ada ambulans,” kata Jam.
Yang menjadi sorotan Kundur News dari pengalaman Bang Jam adalah, ketika mengantarkan jenazah mobil mogok-mogok di tengah jalan. Pada kejadian itu, pihak keluarga yang ada didalam mobil jenazah terpaksa turun ikut mendorong mobil.
“Kajadian itu terjadi sudah sekitar tiga bulan yang lalu. Saat mengantar jenazah dari Kebun Pinang, (Tanjungbatu) ke Sawang, (Kundur Barat). Kanvas Kopling rusak, jadi setiap jalan perbukitan pihak keluarga terpaksa turun ikut mendorong,” kata Jam.
Sudah kurang lebih tiga bulan mobil jenazah itu masih di bengkel, belum diketahui pasti kenapa mobil tersebut belum juga diperbaiki.
Ada dua unit mobil jenazah yang disupiri oleh Jam. Mobil yang agak tua telah rusak, saat ini Jam mengoperasikan satu unit lainnya.
Tidak ada cerita mistis yang diceritakan Jam dari pengalamannya selama mengendarai kendaraan menakutkan tersebut.
Tidak hanya penyupiri mayat, pada waktu-waktu tertentu, Jam kadang menyelesaikan jenazah mulai dari memandikan jenazah, mengkhafani, mengantarkan kepemakaman hingga memimpin doa Talqin dan Tahlil.
Baru-baru ini, Jam juga diketahui memandikan jenazah yang terindikasi covid-19 di Kecamatan Kundur.
Singkat kata, untuk urusan mayat, Bang Jam serba bisa.
Walau kelihatan keriput sudah menghiasi raut wajahnya, kita doakan Bang Jam semoga sehat selalu dan terus semangat mengabdi bagi masyarakat.**