KARIMUN – Kasus penyakit tidak menular di Provinsi Kepri saat ini makin meningkat, seperti stroke, jantung dan gagal ginjal. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana saat bertandang ke Kabupaten Karimun, Senin (9/7).
Kata Tjetjep, delapan tahun lalu ketika dia baru saja menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, kasus gagal ginjal di Kepri hanya mencapai 85 orang. Namun kurun waktu delapan tahun kemudian dan sampai saat ini, yang akan cuci darah hampir di semua rumah sakit mulai melayani, dan ternyata sampai sekarang sudah mencapai lebih dari 700 penderita gagal ginjal atau mencapai lebih dari 10 kali lipat.
“Hal ini terjadi karena pola hidup dan salah satunya adalah masyarakat tidak cerdas dalam minum obat. Agar cerdas maka harus ada diagnosis terlebih dahulu untuk mengetahui apa sakit yang diderita, kemudian temukan obatnya dan ikuti petunjuk,” jelas Tjetjep.
Kata dia, banyaknya penderita gagal ginjal juga disebabkan karena banyak penderita hipertensi tidak patuh. Sudahlah tidak memeriksa dan tidak tahu kalau seseorang menderita hipertensi, lalu saat diberi obat harus diminum tiap hari tapi tidak dilakukan.
“Padahal hipertensi itu harus minum obat tiap hari, dan banyak kebiasaan faktor lain. Termasuk minum-minuman kratingdaeng bagi yang gemar olahraga, biar kuat minumnya banyak seprti minum sirup, itu hati-hati. Nanti tidak disadari efeknya kedepan. Ketika badan membutuhkan energi yang baik, tapi organ tubuh sudah rusak, nah disitulah sebetulnya pemicu masalah,” jelasnya.(*)