Anambas – Persoalan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Anambas meresahkan masyarakat. Kebutuhan BBM jenis solar subsidi merupakan kebutuhan dasar bagi para nelayan Anambas, dimana mayoritas masyarakat Anambas berprofesi sebagai nelayan yang sangat bergantung kepada hasil laut untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Dari Permasalah tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas merespon cepat dan saat telah menjadwalkan dalam waktu dekat akan melakukan audiensi dengan BPH Migas.
Informasi tersebut merupakan Angin segar bagi Nelayan Anambas terkait Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) Abdul Haris, SH mengatakan, dijadwalkan pada tanggal 21 Juni 2022 pihaknya akan melakukan audiensi dengan BPH Migas.
“InsyaAllah kalau tak ada halangan pada tangga 21 Juni 2022 kita akan melakukan audiensi dengan BPH MIgas diruang Garuda, jelaa Haris, Jumat (17/6/2022).
Abdul Haris, SH menyampaikan bahwa audiensi yang dilakukan tersebut sebagai upaya agar lebih fokus membahas pengurangan Kouta BBM di Kepulauan Anambas.
Bupati Kepulauan Anambas juga menyampaikan bahwa pihaknya akan meminta agar Kouta BBM Anambas tidak dikurangi, selain itu pihaknya akan berupaya meminta penambahan kouta BBM.
“Target kita pada audiensi tersebut adalah agar kouta BBM tidak berkurang , bahkan bertambah, sehingga tidak terjadi persoalan terkait BBM ini,”tuturnya.
Selanjutnya Abdul Haris, SH juga menekankan bahwa BBM Anambas sangat penting bagi masyarakat di Kepulauan Anambas, mengingat mata pencarian masyarakat didominasi oleh nelayan, tentunya ketersedian BBM sangat penting ada.
“Ini yang mesti jadi perhatian, apabila BBM jenis solar tidak ada maka nelayan tidak dapat melaut tentunya akan sangat mempengaruhi perekonomian dimasyarakat, tegas Haris.”
Disamping itu Ketua Komisi II DPRD KKA Amat Yani, mengaku gembira dengan adanya agenda pertemuan pemerintah daerah dengan BPH Migas, hal ini menjadi titik terang dalam upaya menuntaskan persoalan BBM yang ada di Kepulauan Anambas.
“Mudah-mudahan ini dapat menjadi momentum yang baik sehingga kouta BBM di Anambas tidak berkurang, bahkan bertambah kedepannya,” tutup Amat.*