Cambridge Analytica, sebuah perusahaan analysis politik yang diduga telah membocorkan data pengguna Facebook, dikabarkan telah tutup. Maraknya pemberitaan media belakangan ini yang membuat perusahaan itu dijauhi calon cliennya.
BACA: 50 Juta Data Pengguna Facebook Bocor, Mark Zuckerberg Minta Maaf
“Kepungan berita di berbagai media membuat hampir semua pelanggan dan pemasok perusahaan menjadi lari. Hasilnya jelas kami tidak bisa lagi melanjutkan operasi bisnis perusahaan ini lagi,” demikian seperti dikutip The Wall Street Journal.
Perusahaan yang diduga melakukan penyalahgunaan data pengguna Facebook itu menyebut bahwa tuduhan yang mereka dapatkan itu sangat tidak berdasar.
“Dalam beberapa bulan terakhir, Cambridge Analytica telah menjadi subjek banyak tuduhan tak berdasar.”
Perusahaan itu juga menyebut bahwa meski mereka berulang kali berusaha mengoreksi pemberitaan media tapi tak digubris.
Bahkan pihaknya juga menyewa seorang investigator , Jullian Malins, untuk menyelidiki tuduhan yang salah tersebut. Perusahaan itu menyebut bahwa hasil penyelidikan tuduhan itu tidak dapat dibuktikan dengan fakta.
“Perusahaan telah difitnah untuk kegiatan yang tidak hanya legal, tapi juga diterima secara umum sebagai standar dari iklan online di arena politik dan komersial,” jelas persahaan itu dalam pernyataan resminya, seperti dikutip CNBC, Rabu (2/5).
Cambridge lantas menutup sebagian usahanya lantaran harus membayar biaya hukum atas penyelidikan tersebut, seperti dilaporkan The Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan penutupan tersebut.
Saat ini, perusahaan itu menyebutkan bahwa mereka sedang mengajukan pernyataan pailit atas ketidakmampuan mereka membayar utang ke pemerintah Inggris.*