Meranti – Seorang warga Meranti Rusli (35) yang ikut demo di Mapolres Kepulauan Meranti, Provinsi Riau tewas tertembak di kepalanya. Korban lalu dievakuasi oleh warga lainnya ke Rumah Sakit Umum Daerah Selatpanjang.

Sebelumnya Mapolres Kepulauan Meranti, Riau, Kamis (25/8/2016) sekitar pukul 10.00 WIB diserang oleh ribuan warga yang mengakibatkan sejumlah kaca jendela  pecah dan atap Mapolres terbuat dari seng juga terkena lemparan batu.

Penyerangan ini dilakukan warga karena mereka tidak terima atas tindakan polisi terhadap pelaku penusukan seorang anggota Mapolres darii Sat Narkoba, dianiaya teman polisi hingga tewas.

“Kita terima pelaku penusukan harus diadili. Kenapa setelah ditangkap dan bukannya di proses, tapi malah dianiaya hingga tewas. Tindakan polisi seperti ini yang kami tak terima,” teriak salah seorang warga di depan Mapolres Meranti.

Menyikapi hal tersebut, Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto berjanji akan menindaklanjuti kasus kerusuhan yang terjadi di Meranti pada Kamis 25 Agustus 2016.

Setelah dilakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, serta perwakilan dari warga di Hotel Grand Meranti, Jumat (26/8/2016) pagi, Kapolda menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa tersebut.

“Apa yang terjadi kemarin, selaku pimpinan saya minta maaf. Dan kami akan tindaklanjutinya. Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani oleh Propam Polda Riau serta dari Mabes Polri. Bahkan Perwira Bintang dua dari Mabes pun akan turun memantau kinerja Polisi. Kita proses di Pekanbaru agar tidak ada permainan di sini,” kata Supriyanto.

Dia meminta kepada masyarakat agar menyerahkan kasus tersebut kepadanya. “Percayakan kepada saya untuk memproses kasus ini. Polisi tidak bisa main hakim sendiri,”ungkap Supriyanto.

Kapolda juga menitipkan anggotanya kepada tokoh masyarakat maupun masyarakat Meranti pada umumnya. “Saya titip anggota di sini agar bisa menjadi saudara, sahabat,  maupun jadi keluarga bapak-bapak semuanya,” tandasnya.

Tokoh masyarakat Riau asal Meranti, Wan Abubakar mengatakan, apa yang terjadi kemarin dianggap sebuah musibah. Untuk itu, dia berharap jangan lagi yang dikaji siapa yang salah dan siapa yag benar.

“Saya yakin pak kapolda akan lebih bijaksana dalam memproses kasus ini. Siapa yang salah dan siapa yang benar, mari sepenuhnya kita serahkan kepada pihak yang berwajib untuk menegakkan hukum sebijak mungkin,” pungkasnya.

Previous articleSedikitnya 73 orang tewas karena gempa di Italia tengah
Next articleBanjir di Kemang, Jakarta mulai surut, tapi hujan deras masih mengancam